Enggan Ungkap Kasus HAM Masa Lalu, KontraS Protes Keras Priyo

Jurnas.com | PERNYATAAN Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso yang mengatakan membuka kasus pelanggaran HAM pada masa lalu tidak akan menyelesaikan masalah, menuai kecaman. Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar menilai, Priyo patut dijadikan sebagai tokoh ancaman kemanusiaan di Indonesia.

"Membuka sejarah lama penting untuk membangun garis batas apa yang salah dan apa yang tidak, siapa yang salah siapa yang tidak salah di masa lalu. Dengan demikian kita tahu siapa yang bisa diajak membangun negeri dan apa yang tidak boleh diulangi, seperti kekerasan," kata Haris di Jakarta, Rabu (25/7).

Namun begitu, Haris menilai wajar pernyataan Priyo. Menurut dia, sebagai politisi Partai Golkar, Priyo berkepentingan menyelamatkan rekan-rekannya dari hukuman atas kesalahan masa lalu. Sebagai partai Orde Baru, kata Haris, Golkar punya kontribusi besar dalam banyak pelanggaran HAM.

"Dia mewakili kepentingan Golkar untuk diselamatkan dari penghukumannya atas kesalahan di masa lalu. Priyo juga tidak mengerti UU 26 (tentang HAM). Ada kewajiban hukum menuntaskan pelanggaran HAM di masa lalu," kata Haris. Ia mengusulkan agar Priyo bertemu dengan keluarga korban yang anaknya dihilangkan, dibunuh dan disiksa di masa lalu. "KontraS akan protes resmi ke DPR," ujarnya.

Priyo pada Selasa (24/7) lalu mengatakan, membuka kasus pelanggaran HAM pada masa lalu tidak akan menyelesaikan masalah. "Nanti zaman Ken Arok juga diungkit," ujar Priyo