Beberapa Catatan Jatuhnya Korban dalam Operasi Satgas Wibawa 99 di Lhokseumawe-Aceh




Untitled Document

SIARAN PERS

3 / SP-KONTRAS / I / 99

KONTRAS

BEBERAPA CATATAN JATUHNYA KORBAN DALAM
OPERASI SATGAS WIBAWA 99 DI LHOKSEMAWE-ACEH

OPERASI Satgas Wibawa 99 yang beroperasi sejak 3 Januari 1999 telah berakibat tewasnya 21 orang dikalangan rakyat. Dengan rincian 17 orang tewas tertembak dalam peristiwa penyerahan massa pada tanggal 3 Januari 1999, serta 4 orang asal desa Moenasah Blangkandang dalam peristiwa penyerangan terhadap anggota masyarakat yang disekap di gedung KNPI Lhoksemawe.disamping berbagai tindakan yang menimbulkan kerugian moril dan materiil dikalangan rakyat.

Dari pertemuan dengan Danrem Lilawangsa, Kol. (TNI) Jhony Wahab, sore kemarin diperoleh keterangan bahwa Operasi Satgas Wibawa 99, adalah merupakan pembentukan atas inisiatifnya dam memperoleh persetujuan Panglima ABRI. Bahwa operasi tersebut diarahkan merupakan mendukung kerja POLRI akibat ketidaksiapan mmenghadapi kondisi Aceh. Oleh karena itu demi kelancaran operasi, pihak Kepolisian meminta bantuan kepada tentara dengan komando tetap dipegang pihak Kepolisian.

  1. Memberi bantuan tidak selalu berarti harus berda di belakang. Dalam hal-hal tertentu bisa saja pihak yang membantu justru berada didepan. Membantu memberikan tembakan, misalnya.
  2. Kasus penyerahan dan banyak jatuhnya korban akibat persiapan yang singkat dan combatan tersebut tidak bisa hilang seluruhnya. Dan inilah yang kemudian   menimbulkan ekses-eskses dilapangan yang sama sekali tidak kita harapkan. Dalam ekses ini ABRI (AD dan Marinir) tak seberapa paham dengan tindakan kepolisian dan yang berakhir dengan kebablasan (peristiwa 9 Januari 1999).
  3. Operasi ini tidak akan berlangsung lama, sebab bisa saja dihentikan bila situasi menghendaki. Satgas ini dibentuk oleh Danrem oleh karena situasi tertentu. Tidak ada standar situasi yang baku untuk menhentikan operasi ini. Dapat dihentikan misalnya memang komandan Marinir tersebut tidak mungkin kita temukan lagi dinyatakan hilang. Atau bisa juga oleh perintah atasan sedangkan saat ini target operasi ini untuk pelepasan bagi Mayor (Mar) Edyanto, dan apabila dalam waktu tertentu tidak ditemukan juga maka operasi ini akan “ distop”.
  4. Tapi bagaimana dengan pelaksanaan operasi yang ternyata telah menambah persoalan baru dilapangan? hal ini tidak terjawab. Prinsipnya dia sepakat operasi wibawa dihentikan sepanjag terdapat tawaran konsep lain yang dirasa lebih baik.
  5. Tentang situasi dilapangan, yang tampak melakukan operasi hanya tentara, menurut Danrem bahwa memang jumlah personil Kepolisian yang terlibat dalam operasi ini lebih sedikit jumlahnya dibanding dari satuan lain.

Dilihat dari apa yang berkembang di Aceh dan jatuhnya banyak korban, Operasi Satgas Wibawa 99 tidak dapat disebut sebagai sebuah tindakan penegakan hukum, akan tetapi lebih sebuah kerangka represi yang dikembangkan berdasarkan upaya mengembalikan ruang politik dan kepatuhan semu masyarakat wilayah tersebut terhadap keberadaan aparat polisi dan militer.

Pernyataan tentang adanya tawaran konsep lain, maka operasi akan dihentikan, adalah tidak dapat diterima. Secara subtansial kerja-kerja polisi secara hukum memiliki wewenang dan perangkat untuk melakukan tindakan hukum dan penyelidikan. Sehingga hal itu jelas Satgas Wibawa 99 dan pola operasi tidak terdapat dasar pembenaran yang dapat diterima, dan mutlak harus dihentikan.

Tentang pengusutan jatuhnya korban dari berbagai kalangan haruslah dibuktikan secara jujur dan tidak memihak.

Jakarta, 12 Januari 1999

Munir                     


NAMA-NAMA KORBANYANG TEWAS SELAMA OPERASI WIBAWA 99

DI KOTA LHOKSEMAWE-ACEH UTARA.

I. Kejadian tanggal 3 Januari 1999

NO

NAMA

UMUR

ALAMAT

LUKA/TEWAS

1

M. Daud

40

Simpang Keramat

Tewas kena tembak

2

A.R. Baruddin  

42

Idem

Idem

3

Ibrahim Yasin

43

Meunasah Dayah Kuta Makmur

Idem

4

M. Hasan

35

Idem

Idem

5

Hamdani

35

Lhok Ijuk Buloh

Idem

6

Hamzah A. Djalil

46

Pusong Baru Banda Sakti

Idem

7

Agam

37

Bukit Buloh

Idem

8

Muchtar

25

Pusong Baru Banda Sakti

Idem

9

Asmah

19

Idem

Idem

10

Idris Abdullah

38

Jeuleukat Blang Mangat

Idem

11

Daud

38

Blang Mangat

Idem

12

Usman Ali Basyah

35

Pusong Baru Banda Aceh

Idem

13

Siti Aminah

60

Pusong Baru Banda Sakti

Idem

14

Maralmina

22

Tanjung Alue Samudra

Idem

15

Buchori

27

Kumbang Meurah Mulia

Idem

16

Chek Bii

30

Bayu Syamtalira

Idem

17

Idrus Dukun

35

Pusong Baru

Idem

18

Murtadha M. Daud

19

Beureghang Kuta Makmur

Disiksa & Tewas di Gedung KNPI

19

Syaifudin Ibrahim

30

Meunasah Blangkandang Muara Dua

Idem

20

Hamzah Mahmud

33

Lhokceupeut Muara Dua

Disiksa & tewas tgl 10 Januari Pk. 06.00 di RS. Cut Meutiah Lhoksemawe

21

Herman Husen

30

Meunasah Blangkandand Muara Dua

Disiksa & tewas tgl 10 Januari Pk. 06.30 Di RS. Cut Meutiah Lhoksemawe

Sudah ada surat penangkapan 106 KUHP :

  1. Ibrahim Bin Hanafiah.
  2. Amni Bin Ahmad Marzuki S.
  3. M. Yatim Bin Usman.
  4. Saputra Bin Wahab.
  5. Anwar Bin Jalil
  6. Amri Bin Ramli

Masih diperiksa di Mapolres Aceh Utara :

  1. Armin Bin Abdul Jalil
  2. Abdul Latif Bin Ubit
  3. Munawir Bin Kasim
  4. Mustafa Bin Arifin
  5. Mulyadi Bin Zainal
  6. Gade Bin Yusuf
  7. Aiyub Bin yusuf
  8. Sadli Bin M. Nur
  9. Muhammad Bin Abbas
  10. M. Hasan Bin Ibrahim
  11. Badlisyah Bin Zakaria
  12. Ilyas Bin Abdullah
  13. Zulkifli Bin Isa Ali
  14. Ilyas Bin Samsu
  15. Sulaiman Bin Zakaria  

Sumber data :

Polres Aceh Utara, perkembangan terakhir tanggal 12 Januari 1999