Korban Kembali Jatuh




Untitled Document

SIARAN PERS

KONTRAS

NO. 46/KONTRAS/X/99

Korban Kembali Jatuh

 

Aksi mahasiswa yang terus berlangsung di berbagai kota di Indonesia, kembali mendapatkan represi dari pihak militer maupun kepolisian. Kali ini, untuk kesekian kalinya, korban tewas dari pihak mahasiswa jatuh lagi. Peristiwa yang terjadi di depan Markas Kodam Sriwijaya tersebut telah memakan korbanseorang mahasiswa Universitas IBA Palembang bernama Meyer Andriansyah. Korban mahasiswa tersebut adalah yang kesekian kalinya terjadi dalam gelombang protes yang dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat yang terjadi dalam sebulan terakhir.

Kronologi

Bahwa pada tanggal 5 Oktober 1999, bertepatan dengan hari jadi TNI telah terjadi unjuk rasa mahasiswa yang menyebabkan meninggalnya salah satu peserta aksi. Adapun kronologis dari aksi unjuk rasa tersebut adalah :

09.00 : Massa aksi (19 orang) berangkat dari Universitas IBA menuju Bundaran Charitas.
09.30 : Tiba di Bundaran Charitas, orasi-orasi dilakukan sekitar 15 menit. Di sekitar tersapat 6 orang aparat dan 3 orang KAMRA.
09.45 : Massa melanjutkan longmarch ke markas Kodam II Sriwijaya.
10.15 : Tiba di depan Kodam II Sriwijaya. Jumlah aparat di depan Kodam 3 orang. Sedangkan di kiri da di kanan markas Kodam telah bersiap-siap aparat ABRI dan kepolisian. Sedangkan di kiri Kodam (di dekat Telkom) telah bersiap pasukan PHH ABRI.
10.35 : 17 mahasiswa AMIK datang dan bergabung.
10.40 : Dari KOMPI datang, berjarak kurang lebih 2 km dari Forsomasi. Ditengah orasi terjadi pengecatan jalan yang menuntut pencabutan dwi fungsi ABRI. Saat orasi di posko, terjadi pembakaran ban di atas posko. Lalu aparat menyuruh mahasiswa turun. Kemudian massa aksi (mahasiswa) terpencar. Tapi kemudian bergabung kembali dan melakukan longmarch dari markas Kodam II Sriwijaya ke TMP Ksektra Ksatria Siguntang. Massa aksi berputar (kembali) dan sempat beristirahat sebentar sambil mengecek anggota Formasi di lapangan bola kaki IAIN Raden Fatah Palembang.
Di dalam aksi, 3 orang anggota KOMPI terkena senjata clurit. Pelaku berpakaian hitam-hitam, bertopi lebar. Berdasarkan indikasi dan keterangan peserta aksi, bahwa pelaku adalah intel dari Korem. Terjadi penyiksaan terhadap Meyer Andriansyah (mahasiswa semester III Fakultas Tehnik, jurusan T. Sipil, Universitas IBA). Korban dituduh provokator (bukan mahasiswa), walaupun sudah dibuktikan kepada pelaku, bahwa Meyer adalah mahasiswa. Meyer menderita luka tusukan di lambung kanan dan paha dalam.
Kemudian korban dievakuasi oleh pengacara (Yohanes Supriyo, SH). Sedangkan massa lain tercerai berai, melarikan diri dari kejaran militer sampai ke komplek perumahan.
11.00 : Meyer di bawa ke RSU Muhammad Hoesin.
12.30 : Meyer tidak bisa diselamatkan lagi dan meninggal, karena luka di lambung kanan merusak pembuluh darah besar dan terlalu banyak darah yang keluar.
13.30 : Massa aksi kembali melakukan sweeping di depan SMUN 3 Palembang (disebelah IAIN Raden Fatah).
13.15 : 1 truk militer dibakar di bawah jembatan penyebrangan di depan Fuji Image Plaza.
Bahwa dalam aksi tersebut jelas-jelas bahwa aparat Kodam II Sriwijaya tidak mampu mengatasi aksi unjuk rasa itu, dan memprovokasi peserta aksi dengan menunjuk salah seorang peserta aksi (korban yang meninggal) sebagai provokator.
Bahwa tidak benar seluruh anggota Kodam yang melakukan pengamanan di dalam pagar Makodam II Sriwijaya, sebab ada beberapa yang berpakaian preman (tidak berseragam) dan sangat dikenali oleh peserta aksi berada di luar dan terus melakukan provokasi terhadap massa. Selanjutnya anggota-anggota yang berpakaian preman itu mengejar peserta aksi sampai terjadi penusukan. Hal ini dicoba dikaburkan melalui siaran pers Kodam II Sriwijaya yang menyatkan bahwa peserta aksi dikejar oleh massa tandingan.

Identitas korban penusukan :

Nama:Meyer Andriansyah
Usia:22 tahun
Pekerjaan:Mahasiswa semester III (angkatan ’98) Fakultas Teknik.
Jurusan:Teknik Sipil.
Universitas:Universitas IBA

Korban lain :

Nama                : Kiki (ditodong senjata)

Identitas pelaku:

Indikasi             : Intel Korem.

Ciri khusus       : Badan tinggi besar, hitam, pakaian hitam-hitam.

Alat                   : Clurit.

 

Dengan melihat rangkaian kekerasan yang dilakukan oleh aparat negara baik polisi maupun TNI dalam menghadapi protes-protes mahasiswa tersebut, KONTRAS menyerukan :

  • Pemerintah Habibie harus bertanggung jawab atas terjadinya berbagai pelanggaran HAM yang dilakukan terhadap para mahasiswa baik yang terjadi di Jakarta, Lampung, Palembang maupun kota-kota lain di Indonesia.
  • Pemerintah Habibie dan terutana TNI serta Polri harus bertindak tegas terhadap para anggotanya yang telah melakukan serangkaian kekerasan dan pelanggaran HAM di dalam peristiwa-peristiwa tersebut.
  • Lebih jauh kami melihat bahwa terdapat konsistensi yang jelas antara kebijakan dari pihak otoritas keamanan (Polri) dan TNI dalam menyikapi protes-protes measyarakat untuk bertindak keras, dengan apa yang kemudian terjadi dan dilakukan oleh pasukan mereka di lapangan. Oleh karena itu, apa yang terjadi, termasuk pelangaran-pelanggaran HAM dan pembunuhan terhadap para peserta protes tersebut harus juga dipertanggungjawabkan oleh para pemimpin Polri dan TNI.
  • Peradilan yang jujur terhadap para pelaku pelanggaran HAM terutama yang ada dalam tubuh TNI dan Polri ini adalah satu-satunya jalan yang dapat ditempuh oleh institusi ini untuk dapat memperbaiki citra mereka yang terlanjur jatuh di mata rakyat dan dunia internasional. Jika hal ini tidak dilakukan, maka TNI dan Polri telah membuat citra seluruh bangsa Indonesia semakin jatuh di mata dunia.

 

 

Jakarta, 6 Oktober 1999

Badan Pekerja KONTRAS

 

ORI RAHMAN, SH

Wakil Koordinator