Kekerasan Di Aceh Terus Berlanjut

SIARAN PERS

KONTRAS

No: 4/SP/KONTRAS/I/2000

Kekerasan di Aceh terus Berlanjut

 

Beberapa tindak kekerasan kembali terjadi di Aceh. Kontras sendiri mencatat beberapa kejadian penting.

1. Penembakan terhadap pasukan Marinir di sekitar Mushola.
Pada hari Senin, 24 Januari 2000, telah terjadi penembakan terhadap anggota Marinir di Desa Ujong Blang, Kecamtan Jeumpa. Peristiwa yang telah menewaskan 5 ( lima ) orang ini masih belum jelas siapa pelakunya. Serta belum ada kejalasan bagaimana dilakukan pengusutan dan klarifikasi atas peristiwa tsb.

2. Pembunuhan terhadap anggota DPR
Tengku Nashirudi, anggota DPR Fraksi Partai Persatuan, akhirnya ditemukan jenasahnya di Pancur Batu Sumatera Utara, stelah menghilang beberapa harai. Tengku Nahirudin berangkat ke Aceh bersama tim Pansus Aceh DPR RI yang berusaha melakukan pendekatan-pendekatan bagi penyelesaian kasus Aceh. Sampai sekrang masih belum jelas apakah pembunuhan tersebut memiliki kaitan dengan kerja tim Pansus Aceh.
Kontras menduga keras, bahwa meninggalnya Tengku Nas ini berkaitan dengan berbagai kekerasan yang berlangsung atas anggota masyarakat yang selam ini kritis diseluruh Aceh. Dugaan itu didasari oleh beberapa informasi yang diterima kontras yang menunjukkan adanya gejala tindakan beberapa orang yang belum dapat di identifikasi mengawasi tempat tinggal korban. Disamping itu pembuangan jenasah dipinggir jalan raya, cuku memiliki motif untuk dipertunjukkan kepada halayak, atau masyarakat umum.

 

3. Pembunuhan terhadap aktivis LSM
Pada hari Senin 31 Januarij 2000 telah terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap Ir. Sukardi (29 th), aktivis Yayasan Rumpun Bambu, lembaga yang aktif dalam pemberdayaan masyarakat adat, Ir. Sukardi yang sehari-harinya bekerja sebagai relawan yang membantu kegiatan lapangan penguatan hak-hak masyarakat adat terhadap tanah hilang pada pukul 17.30. WIB dan ditemukan keesokan paginya. Pada tubuh korban ditemukan bekas siksaan pada luka tembak. Beberapa kesaksian menceritakan adanya suara kendaraan dan bunyi tembakan pada 1 Februari dini hari, namun dari informasi yang diterima oleh Kontras, kondisi korban pada saat ditemukan memperlihatkan tanda-tanda bahwa korban telah tewas sebelum dibuang. Sedangkan suara tembakan diduga merupakan isyarat bahwa ditempat tersebut telah terjadi sesuatu.

4. Hilangnya saksi kunci sekaligus terdakwa pelangan HAM di Aceh.
Letnan Kolonel (Letkol) Sudjono diberitakan hilang. Terakhir ia ditemui oleh tim penyidik gabungan. Letkol sudjono adalah tersangka dalam kasus pembantaian Tengku Bantaqiyah .
Pada sisi lain kontak senjata antara TNI dan GAM masih terus berlanjut dan seringkali menimbulkan jatuhnya korban sipi. Seperti yang terjadi pada 16, 19, dan 22 Januari, penyerbuan dan Sweeping yang dilakukan oleh TNI telah mengakibatkan korban sipil setidaknya 3 orang tewas dan 2 orang hilang.

Berlakunya kekerasan seperti diatas jelas berimplikasi terhadap upaya-upaya mencari penyelesaian damai di Aceh.

Beberapa kejadin di atas juga menunjukkan bahwa berbagi kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah pusat masih belum menyentuh berbagi persoalan yang dialami ole rakyat Ace, terutama mengentikan berbagai praktek kekerasan terhadap rakyat Aceh.

Oleh karena itu KontraS menyatakan,

Segera dilakukan gencatan senjata. Baik AGAM maupun TNI harus segera mengupayakan penghentian konflik senjata. Hal ini sangat penting terutama bagi menghindarkan jatuhnya korban sipil.

Mengingat kondisi rakyat sipil yang selalu menjadi korban maka kedua belah pihak (AGAM dan TNI) harus memberikan perlindungan kepada seluruh relawan yang bekerja untuk kemanusiaan. Dengan demikian berarti penghentian uypya terror dari berbagai pihak kepada para relawan.

Segera dilakukan pengusutan yang trasparan terhadap kasus pembunuhan Tengku Nashirudin. Mengingat praktek-praktek terror seperti ini tidak akan pernah dapat menyelesaikan berbagai persoalan di Aceh.

Meminta Panglima TNI untuk menjelaskan secara terbuka keberadaan Letkol Sudjono, sebagai wujud pertanggngujawaban TNI terhadap penegakan HAM.

Hilangnya Letkol Sudhono, apabila kemudian diidentifikasi sebagai pengilangan secara paksa ( Involuntary Dissapearances ), maka Kontras bersedia untuk melakukan advokasi dengan menghormati upaya keluarba korban untuk memberikan laporan kepada KontraS.

Jakarta , 8 Februari 2000

 

KONTRAS

 

Munir, SH.

Koordinator.

Kekerasan di Aceh terus Berlanjut

Kekerasan di Aceh terus Berlanjut

Beberapa tindakan kekerasan kembali terjadi di Aceh. Kontras Sendiri mencatat beberapa kejadian penting.

1.

Penembakan terhadap pasukan Marinir di sekitar Mushola.
 
Pada hari Senin, 24 Januari 2000, telah terjadi penembakan terhadap anggota Marinir di Desa Ujung Blang, Kecamatan Jeumpa. Peristiwa yang telah menewaskan 5 (lima) orang ini masih belum jelas siapa pelakunya. Serta belum ada kejelasan bagaimana dilakukan pengusutan dan klasifikasi atas peristiwa tsb.
 
2.
Pembunuhan terhadap anggota DPR.
 
Tengku Nashirudin, anggota DPR Fraksi Partai Persatuan, akhirnya ditemukan jenasahnya di Pancuran Batu Sumatera Utara, setelah menghilang beberapa hari. Tengku Nashirudin berangkat ke Aceh bersama tim Pansus Aceh DPR RI, yang berusaha melakukan pendekatan-pendekatan bagi penyelesaian kasus Aceh. Sampai sekarang masih belum jelas apakah pembunuhan tersebut memiliki kaitan dengan kerja tim Pansus Aceh.
  
3.Pembunuhan terhadap aktivis LSM.
 Pada hari senin 31 Januari 2000 telah terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap Ir Sukardi (29 th), aktivis Yayasan Rumpun Bambu, lembaga yang aktif dalam pemberdayaan masyarakat adat. Ir. Sukardi yang sehari-harinya bekerja sebagai relwan yang membantu kegiatan lapangan penguatan hak-hak masyarakat adat terhadap tanah hilang pukul 17.30 dan ditemukan keesokan paginya. Pada tubuh korban ditemukan bekas siksaan dan luka tembak. Beberapa kesaksian menceritakan adanya suara kendaraan dan bunyi tembakan pada 1 Februari dini hari, namun dari informasi yang diterima oleh Kontras, kondisi korban pada saat ditemukan memperlihatkan tanda-tanda bahwa korban telah tewas sebelum dibuang. Sedangkan suara tembakan diduga merupakan isyarat bawah ditempat tersebut telah terjadi sesuatu.
  
4.

Hilangnya saksi kunci sekaligus terdakwa pelanggaran HAM di Aceh.

 

Letnan Kolonel (Letkol) Sudjono diberitakan hilang. Terakhir ia ditemui oleh tim penyelidik gabungan. Letkol Sudjono adalah tersangka dalam kasus pembantaian Tengku Bantaqiah dan pengikutnya.

Pada sisi lain kontak senjata antara TNI dan AGAM masih terus berlanjut dan seringkali menimbulkan jatuhnya korban sipil. Seperti yang terjadi pda 16, 19 dan 22 Januari, penyerbuan dan Sweeping yang dilakukan oleh TNI telah mengakibatkan korban sipil setidaknya 3 orang tewas dan 2 orang hilang.

Berlakunya kekerasan seperti diatas jelas berimplikasi terhadap upaya-upaya mencari penyelesaian damai di Aceh.

Oleh karena itu Kontras menyatakan,

1.
Segera dilakukan gencatan senjata. Baik AGAM maupun TNI harus segera mengupayakan penghentian konflik senjata. Hal ini sangat penting terutama bagi menghindarkan jatuhnya korban sipil.
2.
Mengingat kondisi rakyat sipil yang selalu menjadi korban maka kedua belah pihak (AGAM dan TNI) harus memberikan perlindungan kepada seluruh relawan yang bekerja untuk kemanusiaan. Dengan demikian berarti penghentian upaya teror dari berbagai pihak kepada para relawan.
3.
Segera dilakukan pengusutan yang transparan terhadap kasus pembunuhan Tengku Nashirudin. Mengingat praktek-praktek teror seperti ini tidak akan pernah dapat menyelasaikan berbagai persoalan di Aceh.
4.

Meminta Panglima TNI untuk menjelaksan secara terbuka keberadaan Letkol Sudjono, sebagai wujud pertanggungjawaban TNI terhadap penegakan HAM.

Hilangnya Letkol Sudjono, apabila diidentifikasi sebagai penghilangan secara paksa (Involuntary Dissapearances), maka Kontras bersedia untuk melakukan advokasi dengan menghormati upaya keluarga untuk memberikan laporan kepada Kontras.

Jakarta, 8 Februari 2000

KONTRAS

MUNIR SH.
Koordinator