100 TON BERAS UNTUK PETANI KOPI TANGSE

Sigli, Kompas
Petani kopi di Kecamatan Tangse dan Geumpang Kabupaten Pidie (Aceh) yang tanamannya rusak dan mati karena lama tak terurus, mendapat bantuan 100 ton beras dalam rangka Jeda Kemanusiaan. Tanaman kopi itu mati atau rusak karena seluruh petani mengungsi ke SigliPara pertengahan tahun 1999 lalu mereka mengungsi karena merasa tidak aman lagi tinggal di desanya.

Beras bantuan disalurkan oleh Yayasan Citra Desa dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras). Untuk petani kopi 27 desa di Kecamatan Tangse disalurkan 57 ton, sedangkan petani kopi Kecamatan Geumpang 20,5 ton. Petani kopi dua kecamatan itu sangat berterima kasih atas bantuan beras itu, karena mereka kini sudah tidak punya beras untuk makan.

Bupati Pidie Djafar Is di Sigli mengatakan, para petani Tangse kini sedang membangun kembali kebun kopinya. Sebagian besar harus ditanami kembali, dan itu butuh waktu dua setengah sampai tiga tahun sampai kopi berbuah. Sebagian yang memiliki lahan sawah menanam padi untuk makan sendiri dan dijual jika berlebih.
Tangse dan Geumpang adalah penghasil kopi robusta terbesar di Aceh setelah Kabupaten Aceh Tengah.

Sedangkan penghasil kopi arabika terbesar adalah Kabupaten Aceh Tengah, yang dikenal sebagai kopi gayo. Petani Tangse dan Geumpang sangat menderita akibat rusaknya kebun kopi mereka. Camat Tangse Yusri mengatakan, tahun ini sedikitnya 700 hektar tanaman kopi robusta mati.

Produksi kopi robusta dari dua kecamatan ini mencapai 35.000 ton setahun. Sebagian besar untuk konsumsi lokal dan sebagian lainnya dipasarkan ke Medan. (y)