Desakan penyidikan terhadap hilangnya 2 orang aktivis kemanusiaan di Aceh

No : /SK-KONTRAS/V/03
Hal : Desakan penyidikan terhadap hilangnya 2 orang aktivis kemanusiaan di Aceh

Kepada Yth
Kepala Kepolisian RI
Di
Tempat

Penghilangan paksa kembali lagi terjadi di Aceh. Kali ini menimpa 2 orang aktivis yang aktif pada Link of Community Development, Bireuen, Aceh. Kedua aktivis tersebut hilang ketika mereka sedang mendampingi para demonstrasi yang menentang didirikannya kantor kodam di Bireun, Aceh. Demonstarsi dilakukan di depan kantor bupati bireuen, Aceh. Adapun kronologis penghilangan tersebut yaitu:

Selasa 25 Maret 2003, pukul 10.00 WIB, masyarakat Keude Dua Juli Kabupaten Bireuen yang berjumlah sekitar 1000 orang melakukan aksi demonstrasi di Pendopo Bupati di pusat kota Bireuen. Dengan menggunakan 30 Mobil, massa datang dan mencoba memasuki halaman Pendopo Bupati. Aksi ini berawal dari rencana pihak Pemerintah RI yang akan mendirikan pos Brimob BKO di Keude Dua Juli. Rencana ini ditentang oleh masyarakat Keude Dua, karena masyarakat merasa resah dengan keberadaan pos Brimob didekat tempat tinggal mereka. Mereka kemudian melakukan demonstrasi untuk menyampaikan aspirasinya kepada Bupati Bireuen, Mustafa Geulanggang dan selanjutnya akan melakukan pengungsian jika aspirasi mereka tidak dipenuhi.

Aksi ini, ternyata mendapat penghadangan dari aparat TNI dan Polri. Berdasarkan laporan dari relawan Komite Monitoring untuk Perdamaian dan Demokrasi (KMPD) sekitar 100 orang aparat TNI dan Brimob melakukan penghadangan dengan cara mengejar dan menakut-nakuti massa. Massa yang sebahagian besar adalah kaum wanita lari ketakutan.

Dalam kondisi yang sedang kalut ini, 2 orang aktivis Kemanusiaan dari Link for Community Development (LCD)�suatu NGO yang bergerak dibidang kemanusiaan– diculik oleh orang yang berpakaian preman. Keduanya, masing-masing bernama, Zulfikar (24) mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Ar Raniry dan Mukhlis (27) mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Ar Raniry. Keterlibatan keduanya dalam aksi tersebut, adalah berdasarkan dari adanya laporan, bahwa Masyarakat Juli akan melakukan Pengungsian. Keduanya bermaksud akan melakukan pemantauan dan pendampingan terhadap masyarakat yang akan melakukan Pengungsian.

Menurut pantauan relawan KMPD, Zulfikar diculik sekitar pukul 10.30 WIB dalam kondisi massa yang sedang kalut akibat penghadangan aparat. Sementara Muhklis hilang sekitar pukul 11.30. Dugaan kuat pelaku penculikan Zulfikar, menurut pantauan relawan KMPD adalah Satuan Gabungan Intelijen (SGI) Kopassus Pos Bireuen. Relawan KMPD sempat melihat Zulfikar ditarik dikerah bajunya oleh orang yang dikenal masyarakat sebagai anggota SGI/Kopassus dan dimasukkan kedalam mobil kijang yang dikendarai pelaku.

Mukhlis kehilangan kontak sejak pukul 11.30 WIB. Menurut saksi mata yang melapor kepada relawan KMPD, ada seseorang yang ciri-cirinya sama dengan personality Muhklis sekitar pukul 11.30 telah diculik oleh SGI/Kopassus Bireuen. Hingga saat ini, Mukhlis belum diketahui keberadaannya. Sekitar pukul 14.00 WIB, seorang rekan Muhklis yang juga relawan KMPD mendapat kiriman SMS dari hpnya Muhklis. Isinya dalam bahasa Aceh �meunyo loen di drop so nyang cok ?� yang artinya �jika saya ditangkap siapa yang ambil ?�. Ketika dihubungi hpnya diputuskan. Sejak itu, tidak ada lagi kontak dengan Mukhlis.

Adapun masyarakat Juli yang dihalau oleh aparat TNI dan Brimob kemudian, melakukan pengungsian ke Mesjid Jamik Bireuen. Arus pengungsian hingga saat ini terus bertambah. Masyarakat dari Teupin Mane juga ikut melakukan pengungsian hingga jumlah pengungsian bertambah menjadi sekitar 3000 orang.

Sehubungan dengan hilangnya 2 orang aktivis kemanusiaan tersebut, kami mendesak kepada Kepolisian RI untuk melakukan penyidikan.

Demikian hal ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, 14 Mei 2003

Badan pekerja KONTRAS

Ori Rahman, SH
Koord. Presidium

IKOHI

Mugiyanto
Ketua