Kontras: Jaksa Agung Harus Peka pada HAM

JAKARTA — Figur jaksa agung mendatang adalah figur yang mempunyai kepekaan terhadap Hak Asasi Manusia. Hal ini dikemukakan Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS) Usman Hamid, kepada pers, kemarin (12/10).

 Keluarga, korban, dan organisasi-organisasi pembela HAM mendesak kepada presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono segera menyelesaikan kasus pelanggaran HAM. Kami juga mendesak agar Jaksa Agung yang terpilih selain berkompeten dibidang hukum, memiliki keberanian, dia juga harus peduli terhadap HAM,  katanya.

Selain Usman Hamid, jumpa pers bersama dihadiri antara lain oleh Ifdhal Kasim (Elsam), Johnson Panjaitan (PBHI), Uli Parulian (LBH Jakarta), Asmara Nababan (Demos), Poengky Indarti (Imparsial), Otto Syamsuddin Iskak (Yappika), keluarga korban Trisakti, Tanjung Priok, dan keluarga aktivis korban penculikan.  Sebenarnya, kami tak sepenuhnya berharap kepada SBY. Tapi optimisme bisa muncul, kalau SBY mengangkat jaksa agung yang tepat,  katanya.

Dua contoh nama yang sekarang banyak disorot cocok menjadi jaksa agung adalah Todung Mulya Lubis dan Abdurrahman Saleh. Apakah optimis akan terpenuhi? Usman mengatakan meskipun ada titik terang, tapi pihaknya belum sepenuhnya bisa percaya keinginan itu akan terwujud. Alasannya, pihak presiden terpilih sebenarnya punya beberapa kendala, misalnya akan berada dalam posisi sulit karena ia adalah mantan militer.

 Bagaimanapun presiden terpilih mantan militer. Kami dapat bayangkan dia akan berada dalam posisi dilematis bila nanti berhadap dengan para mantan petinggi militer yang dahulu menjadi atasannya. Inilah yang berat. Untuk itulah, kami minta figur jaksa agung harus selektif mungkin,  kata Usman Hamid.