Teror, Perkuat Kematian Munir tak Wajar

JAKARTA (Lampost): Adanya ancaman teror yang diterima keluarga mendiang Munir memperkuat dugaan kematian mantan Ketua Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) tersebut bukan kematian alami.

Demikian ditegaskan Direktur Eksekutif Imparsial Rachland Nashidik dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (21-11), menanggapi ancaman teror yang diterima keluarga Munir pada Sabtu (20-11). Pada akhir pekan lalu itu, sekitar pukul 11.10, istri mendiang Munir, Suciwati, yang tinggal di Perumahan Jaka Permai, Bekasi, menerima kiriman berupa paket berisi potongan bangkai ayam, yang terdiri dari kepala dan kotoran, yang membusuk.

Paket yang dikirim dari Bogor itu diterima sesaat setelah Suciwati tiba dari Malang, Jawa Timur. Dalam paket yang berbungkus sterofom tersebut juga terdapat surat ancaman berbunyi: Awas!!! Jangan libatkan TNI dalam kematian Munir. Mau menyusul seperti ini?.

"Imparsial menganggap peristiwa itu adalah bukti yang memperkuat dan membenarkan adanya dugaan kematian Munir bukan kematian alami atau hanya sebatas tindak kriminal biasa. Tetapi, lebih menjurus pada tindakan pembunuhan yang bermotif politik yang dilakukan orang yang profesional secara terencana," kata Rachland.

Dia menegaskan Imparsial sama sekali tidak akan berspekulasi mengenai sebab-sebab kematian Munir, yang juga pernah mengetuai LSM yang bergerak di bidang advokasi dan pengawasan hak asasi manusia (HAM) tersebut. "Kami hanya ingin polisi melakukan pengusutan dengan benar dan tidak akan terpancing untuk berspekulasi," kata Rachland. Berdasarkan sikap itu pula, Imparsial memandang pesan yang tertulis dalam paket itu belum tentu sepenuhnya benar. Sebab, kata Rachland, bisa saja tulisan itu hanya untuk mendiskreditkan institusi TNI dengan berupaya mengait-ngaitkan TNI dalam kasus kematian Munir.

Imparsial, Kontras, serta keluarga Munir, selanjutnya mendesak pemerintah dan aparat kepolisian menyelidiki pelaku yang mengirimkan paket berisi teror itu, sekaligus membuktikan kebenaran pesan yang tercantum di dalamnya.

Di samping itu, mereka juga meminta pihak berwewenang memberikan perlindungan terhadap keluarga serta semua pihak yang terlibat penyelidikan kematian aktivis HAM tersebut. Selain menyerahkan paket berisi bangkai ayam itu kepada polisi sebagai barang bukti, keluarga juga menyertakan sebuah surat ancaman yang diterima keluarga Munir di Batu, Malang, 9 November 2004.n U-2