Kabareskrim Pimpin Investigasi Kematian Munir

JAKARTA — Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri, Irjen Bambang Hendarso Dahuri, mengatakan kerja sama penyidikan Polri dengan Federal Bureau Investigation (FBI) memberikan hasil positif.

Tim penyidik Polri beberapa waktu lalu berangkat ke Amerika Serikat untuk menganalisis pembicaraan telepon dari telepon genggam Pollycarpus Budihari Priyanto dan Muchdi PR. ”Benar,” tegas Bambang, Rabu (24/1), ketika diminta kepastian mengenai hasil positif kerja sama penyidikan itu. Tetapi, Bambang tidak bersedia menerangkan lebih lanjut, dengan berdalih bahwa penyidikan masih berlangsung.

Untuk mengintensifkan penyidikan, kata Bambang, Mabes Polri telah membentuk satu tim baru. ”Saya diperintahkan membentuk tim khusus, tim kecil, langsung saya pimpin,” ujar Bambang. Munir meninggal di atas pesawat Garuda nomor penerbangan GA 974, Senin, 7 September 2004 yang terbang dari Jakarta menuju Amsterdam. Hasil otopsi ahli forensik Belanda pada 13 Oktober 2004 menyebutkan, Munir meninggal karena dalam lambungnya terdapat racun arsenik dalam jumlah besar.

Mabes Polri yang menyidik kasus ini menetapkan Pollycarpus Budi Haripriyanto sebagai tersangka karena diduga memasukkan arsenik ke dalam jus jeruk yang diminum Munir. Polly adalah pilot pesawat Garuda yang ikut terbang bersama Munir, 7 September 2004, namun ia terbang sebagai penumpang dan bukan sebagai pilot. Dalam pesawat, Polly duduk bersebelahan dengan Munir.

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan Tinggi Jakarta memvonis Polly 14 tahun penjara, namun Mahkamah Agung membebaskan Polly dari dakwaan membunuh Munir. MA hanya memvonis Polly dua tahun penjara karena menggunakan surat tugas palsu saat terbang ke Singapura. ann