Komnas HAM Didesak Umumkan Nama

Laporan: Febrianto

Jakarta, Rakyat Merdeka. Keluarga korban kasus Talangsari, Tanjung Priok Mei 1998, penculikan aktivis, tragedy semanggi I & II, tragedi 1965 dan Kontras, meminta panitia seleksi anggota Komnas HAM periode 2007-2012 segera mengumumkan hasil seleksi.

Ketua Divisi Pemantauan Impuinitas dan Reformasi institusi Kontras, Haris Azhar siang ini (Rabu, 7/2) di sekretariat Kontras mengatakan, para korban pelanggaran HAM itu mendesak, karena ingin mengetahui secara jelas nama-nama calon yang lolos dan tidak lolos beserta alasannya, agar tim seleksi yang sudah ada tidak diganti di tengah jalan, seperti tahun 2002 lalu. Pada waktu itu, tim seleksi diganti karena ada intervensi dari anggota komnas HAM.

”Kami ingin anggota Komnas HAM ke depan, bisa diandalkan keluarga korban pelanggaran HAM masa lalu, karena anggota Komnas HAM sekarang ini, tidak berpihak kepada korban,” kata Haris menjelaskan.

Seorang keluarga korban tragedi Trisakti, Ruyati Darwin, saat di jumpai siang ini di sekretariat Kontras mengatakan, sebagai keluarga korban pelanggaran HAM, dia meminta agar anggota Komnas HAM yang berasal dari TNI tidak pilih lagi, karena akan menjadi mata-mata dari TNI, dalam pengungkapan kasus-kasus pelanggaran HAM yang melibatkan anggota TNI.

Ruyati mencontohkan, presiden SBY yang seharusnya bisa menuntaskan kasus kasus Trisakti, kini seperti tidak mau menyelesaikan kasus pelanggaran HAM itu, karena dia pernah menjadi DKP (Dewan Kehormatan Perwira). Selain itu, seorang korban peristiwa Tanjung Priok, Yetti mengatakan, anggota Komnas HAM yang lama tidak pantas dipilih kembali. Menurut Yetti, mereka tidak kredibel karena telah membiarkan kasus-kasus yang tidak tuntas, sejak dari tahun 2001 hingga sekarang ini. atm