Toko-toko di Banggai Mulai Buka, Sekolah Masih Sepi

Luwuk, Kompas – Pada hari ketiga pascabentrokan antara warga dan polisi pada hari Rabu lalu, aktivitas ekonomi di Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, sudah berangsur normal. Sebagian besar toko sudah buka meski belum banyak pembeli di Pasar Sentral Banggai di daerah Lompio dan Pasar Lama Tanobonunungan.

Sementara itu, sampai Jumat (2/3) kemarin, aktivitas belajar- mengajar di hampir semua sekolah di Banggai belum berjalan normal. Di SMU Negeri I Banggai, misalnya, siswa yang datang ke sekolah tak lebih dari 10 orang. Bahkan, siswa SD-SMU Al Akhairat Banggai yang datang hanya lima orang. Kondisi yang sama terjadi di hampir semua sekolah di Banggai.

"Sebenarnya sekolah tak memberikan libur. Namun, karena hampir semua siswa tidak datang, terpaksa sekolah diliburkan," kata Kepala Sekolah SMU Al Khairat Banggai M Rum Hapusa.

Siang kemarin di Luwuk, Kepala Kepolisian Daerah Sulteng Brigjen (Pol) Badrodin Haiti melangsungkan pertemuan dengan tokoh-tokoh adat Banggai.

Dalam pertemuan itu, Badrodin minta maaf dan menyesalkan terjadinya bentrokan yang menewaskan empat orang serta melukai 14 warga dan 6 polisi.

Para tokoh adat meminta Badrodin memediasi kepentingan elite dan masyarakat Banggai Kepulauan yang bertikai soal pemindahan ibu kota kabupaten dari Banggai ke Salakan.

Di Jakarta, sejumlah lembaga swadaya masyarakat, seperti Kontras, ICW, dan YLBHI, mengecam keras penembakan dan serangan oleh polisi terhadap warga sipil di Banggai. Kalangan LSM menilai tindakan polisi itu sangat berlebihan. (REI/SSD/DWA)