Suciwati Temui Parlemen Kanada

JAKARTA — Suciwati, istri mendiang aktivis hak asasi manusia Munir, terus menggalang dukungan dari masyarakat internasional untuk mengungkap kasus kematian suaminya. Pada Selasa lalu, dia terbang ke Kanada. "Dia akan berkunjung selama sepuluh hari. Suciwati akan bertemu dengan parlemen, media, dan kelompok-kelompok masyarakat di sana," ujar Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Usman Hamid kemarin.

Menurut mantan anggota Tim Pencari Fakta Kasus Kematian Munir ini, posisi Kanada di Perserikatan Bangsa-Bangsa sangat penting. Negara ini salah satu anggota yang aktif dan berpengaruh dalam menelurkan kebijakan-kebijakan strategis, seperti pembuatan resolusi dan aturan internasional semacam konvensi. "Mereka mengundang Suciwati untuk mengetahui perkembangan hak asasi manusia di Indonesia dan upaya pemerintah Indonesia dalam mengungkap kasus kematian Munir," paparnya.

Dia berharap negara di Amerika Utara itu, secara multilateral, bisa memainkan pengaruhnya untuk membantu pengungkapan kasus Munir. Secara bilateral, Usman berharap, dalam hubungannya dengan Indonesia, Kanada bisa menempatkan isu hak asasi manusia dan pengungkapan kasus Munir sebagai prioritas pembicaraan diplomatik.

Selain itu, kata Usman, bantuan teknis hukum forensik dan teknologi bisa diberikan oleh Kanada. Bantuan seperti ini penting karena, dalam pengungkapan kasus Munir, pemerintah Indonesia selalu beralasan masalah itu menjadi kendala utama. "Jangan sampai, ketika ada negara yang mau membantu, pemerintah setengah hati menerimanya," katanya.

Sebelumnya, Suciwati pernah bertandang ke Amerika Serikat dan Australia untuk menggalang dukungan internasional atas kematian suaminya. Menurut Usman, seharusnya Suciwati berangkat ke sana bersama dia. Namun, karena kesehatan Usman tak memungkinkan, akhirnya hanya Suciwati yang berangkat. "Pada 2 Juni nanti Suciwati kembali ke Indonesia," tuturnya. Raden Rachmadi