DPR Akan Panggil Panglima TNI

Panglima Armada Timur: jangan desak kami mundur

JAKARTA — Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat akan memanggil Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto terkait dengan kasus penembakan warga sipil oleh marinir di Desa Alas Tlogo, Pasuruan, Jawa Timur. Menurut Wakil Ketua Komisi Pertahanan Yusron Ihza Mahendra, rencana pemanggilan akan dibicarakan dalam rapat komisi hari ini. "Kami mengusulkan memanggil Panglima TNI," kata Yusron kepada Tempo kemarin.

Insiden Pasuruan terjadi Rabu pekan lalu ketika sejumlah anggota marinir menembak warga sipil yang bersengketa dalam kasus tanah dengan TNI Angkatan Laut. Akibat penembakan ini, empat warga tewas, tujuh lainnya luka-luka.

Menurut Yusron, yang baru selesai melakukan investigasi ke Alas Tlogo, selain membicarakan kasus penembakan, Komisi Pertahanan akan membahas keberadaan PT Rajawali Nusantara, penyewa lahan sengketa. Diduga, perusahaan ini ikut memicu meledaknya bentrokan.

Sebelumnya, pihak TNI menyebut anggota marinir sedang berpatroli saat terjadi bentrokan. Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto juga menyebut korban jatuh karena pantulan peluru tembakan peringatan ke arah bawah.

Namun, Yusron meragukan keterangan ini. Lokasi penembakan, kata Yusron, adalah tanah, bukan aspal yang memungkinkan peluru memantul. Jika benar ada tembakan peringatan ke bawah, mestinya peluru tertahan tanah. "Arah tembakan horizontal," kata Yusron lagi. Dia mencontohkan, Dewi Khotijah, salah satu warga, tewas tertembak di dalam rumah. Mengutip saksi bernama Solihin, Dewi baru saja menutup pintu rumah. "Peluru menembus pintu dan mengenai dada Khotijah," ungkap Yusron.

Adanya unsur pelanggaran hak asasi manusia disimpulkan tim pencari fakta bentukan Partai Kebangkitan Bangsa. "Ada rencana dan target sebelum penembakan," ujar Mahfud Md., salah satu pemimpin PKB. Menurut mantan Menteri Pertahanan itu, bila dugaan mereka benar, yang harus dihukum bukan hanya prajurit penembak, tapi juga komandannya. Pihak Polisi Militer Angkatan Laut kini sudah menahan 13 prajurit yang terlibat kasus ini sebagai tersangka.

Dugaan ada unsur kesengajaan juga disimpulkan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras). "Ini terlihat dari luka di bagian vital, kepala, dada, dan rahang korban yang tewas," ujar Sinung, Ketua Divisi Pendampingan Hukum dan Perdamaian Kontras.

Kepala Dinas Penerangan Korps Marinir Letnan Kolonel Novarin Gunawan membantah adanya unsur kesengajaan. "Warga menyerang marinir yang berpatroli," katanya kemarin. Ihwal penggunaan peluru tajam, menurut Gunawan, prajurit marinir memang tak memiliki peluru hampa atau peluru karet yang biasa dipakai polisi untuk mengatasi huru-hara.

Secara terpisah, Panglima Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur Laksamana Muda Moekhlas Sidik menegaskan bahwa warga yang menuntut hak atas tanah Alas Tlogo akan tetap direlokasi karena lahan itu untuk latihan tempur. Dia berharap warga mengerti. "Jangan mau menang sendiri. Tentara juga butuh pinter. Apalagi lahan itu sah milik Angkatan Laut. Jangan desak kami mundur," ujarnya. NURROCHMI | YUDHA SETIAWAN | ABDI PURMONO | BIBIN BINTARIADI