Pemeriksaan Ucok Titik Masuk Cari Kebenaran Kasus Munir

M. Rizal Maslan – detikcom

Jakarta – Pemeriksaan terhadap Ucok, yang disebut sebagai anggota BIN dengan golongan III C bisa menjadi entry point (pintu masuk) bagi mencari kebenaran materiil kasus pembunuhan Munir. Apakah benar Ucok bekerja atas inisiatif sendiri atau perintah seseorang.

Munculnya bukti baru yang mengarah kepada nama Ucok, memang sesuai dengan berita acara kepolisian. Ucok diduga terlibat langsung atau ada andil dalam pembunuhan terhadap Munir.

"Kesaksian Ucok dan Indra Setiawan bisa menjadi buktui baru untuk membuktikan kalau Pollycarpus adalah agen BIN," jelas mantan anggota Tim Pencari Fakta (TPF) Kasus Munir, Asmara Nababan, dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (20/8/2007).

Ditambahkan Asmara, dalam persidangan nantinya bisa diketahui apakah Ucok bekerja atas inisiatif sendiri atau berdasarkan hasil keputusan rapat, dan siapa yang mememrintahkannya. Bila Kepala BIN Syamsir Siregar membantah Ucok sebagai anggota BIN dan pihaknya tidak terlibat, menurutnya, itu terserah Syamsir berbicara apapun juga.

"Yang penting adalah pengungkapan di pengadilan. Biar nanti majelis hakim yang akan memutuskannya," ujar Direktur Demos ini.

Sementara mantan anggota TFP lainnya, Usman Hamid menilai, pernyataan Syamsir Siregar sangat bercabang. Disatu sisi Syamsir mengaku tidak mengenal Ucok, tapi di sisi lain mengatakan kemungkinan Ucok bekerja di BIN saat masih dipegang oleh Hendropiroyono.

"Tapi yang jelas sekarang institusi BIN sudah disebut-sebut," ucap Koordinator Kontras ini kepada detikcom.

Sedangkan mengenai efektivitas memori peninjauan kembali (PK) kasus Munir tentang adanya bukti baru ini tergantung argumentasi jaksa di pengadilan. "Tapi sebaiknya polisi jangan hanya bergantung pada memori PK tersebut. Polisi harus mengembangkan kasus ini sampai ke aktor intelektualnya," jelas Usman.

Ketika ditanya soal keterlibatan mantan pejabat BIN Muhdi PR, dijelaskan Usman, saat ini polisi sudah bergerak. Namun, untuk menyentuh ke level pertama di BIN masih terlalu hati-hati.

"Seharusnya memori PK bisa dijadikan anak tangga pertama oleh kepolisian untuk menyentuh level-level yang di atasnya," jawab Usman. (zal/ary)