Korban Pelanggaran HAM akan Kunjungi Soeharto

JAKARTA, KCM – Kelompok korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berencana untuk menjenguk mantan Presiden Soeharto di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat siang ini (11/1) pukul 11.00.

Menurut siaran pers dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Jumat pagi, kelompok korban pelanggaran HAM itu akan menyampaikan pesan dalam bentuk karangan bunga kepada penguasa Orde Baru itu. Kelompok tersebut berasal dari korban peristiwa 65, Tanjung Priok, penculikan aktivis 98, Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II.

Ketua Presidium Jaringan Solidaritas Korban dan Keluarga Korban Pelanggaran HAM, Suciwati mengatakan, kedatangan mereka ke RSPP untuk menegaskan sikap para korban pelanggaran HAM atas pembekuan kasus pidana Soeharto oleh Kejaksaan.

"Kita akan menunjukkan pernyataan sikap kita bahwa kasus pidana Soeharto tidak bisa begitu saja dibekukan oleh kejaksaan karena riilnya korban masih terus meminta keadilan. Ini penting untuk negara, tidak hanya kasus perdatanya saja yang diusut," kata Suciwati kepada Kompas.com.

Suciwati menambahkan sekitar 10 orang perwakilan dari berbagai peristiwa pelanggaran HAM pada masa pemerintahan Soeharto akan turut dalam kunjungan ini. "Tapi kami tidak akan naik untuk melihatnya, kami hanya ingin menunjukkan bahwa kami masih mengharapkan keadilan," pungkas Suciwati.

Sementara itu, Soeharto pada Jumat dini hari sudah tidak lagi menjalani transfusi darah dan bisa berkomunikasi, walaupun belum ada perubahan kondisi yang berarti.

Menurut anggota tim dokter yang merawat Soeharto, Dr Sutji Mariono, setelah evaluasi perkembangan terakhir kondisi Soeharto, Kamis malam, hemoglobin (Hb) Soeharto sudah meningkat menjadi 10,6 gram persen, sehingga tidak diperlukan lagi transfusi darah.

"Kondisi sama dengan Kamis (10/1) pagi, tetapi transfusi darah sudah tidak dilakukan," kata Sutji. Sebelumnya, tim dokter telah memasukkan tiga labu darah dalam proses transfusi untuk meningkatkan kadar Hb Soeharto.

Wartawan: ING