Maafkan Soeharto, Amien Rais Ibarat Lokomotif Lupa Gerbongnya

Ramdhan Muhaimin – detikcom

Jakarta – Penyataan Amien Rais yang memaafkan Soeharto dipertanyakan banyak pihak, terutama dari kalangan pemuda. Amien yang disebut sebagai lokomotif reformasi itu dinilai telah meninggalkan gerbongnya karena memaafkan Soeharto.

"Secara sederhana, Amien Rais ini lokomotif yang lupa terhadap siapa saja yang ada di gerbong reformasi. Dia seperti telah meninggalkan gerbongnya. Harusnya Amien bicara dulu dengan orang-orang yang ada di gerbong itu," kata Koordinator Kontras Usman Hamid.

Usman menyampaikan itu usai diskusi bertajuk "Sikap kaum muda terhadap kasus hukum Soeharto" di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng,  Jakarta Pusat, Kamis (17/1/2008).

Menurut mantan aktivis 98 ini, masyarakat yang ada dalam gerbong reformasi banyak berharap adanya perbaikan, keadilan dan peningkatan kesejahteraan dengan dilokomotifi Amien Rais.

Usman menilai pernyataan maaf kepada Soeharto dari mantan Ketua MPR itu sebagai bentuk inkonsistensi terhadap reformasi.

Usman mengungkapkan, Amien pernah dinilai inkonsistensi dengan membentuk Poros Tengah era Presiden Gus Dur.

"Pak Amien gagal menjadi lokomotif dengan membentuk koalisi itu. Konsekuensinya berdampak sampai sekarang. Tujuan-tujuan reformasi tidak tercapai," cetus Usman.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah M Izzul Muslimin mengatakan, sakitnya Soeharto saat ini telah dijadikan momentum bagi elit-elit politik untuk mencari popularitas. Targetnya untuk menarik simpati masyarakat menjelang Pemilu 2009.

"Ada kecenderungan elit-elit politik memanfaatkan sakitnya Soeharto sebagai momentum mengambil simpati. Apalagi dekat dengan 2009," ujar Izzul.

Izzul juga mengendus adanya kecenderungan kroni-kroni Orba untuk memancing di air keruh.

"Kecenderungan yang lain, seperti ada upaya kroni-kroni Soeharto untuk lari dari jerat hukum dengan mewacanakan penghentian kasus hukum Soeharto," jelas Izzul. ( nik / sss )