Pegiat HAM Harus Suarakan Kasus Pembunuhan di Banyuwangi

Maryadi – detikcom

Jakarta – Para pegiat HAM diminta menyuarakan pengusutan kasus pembunuhan terhadap ratusan kiai, ustad dan guru mengaji di Banyuwangi yang dituduh sebagai dukun santet sepuluh tahun lalu. Kasus itu merupakan pembantaian massal dan sangat sadis dalam sejarah Indonesia modern.

Desakan tersebut disuarakan tokoh NU Effendi Choirie terkait kejadian yang belum terungkap siapa sesungguhnya pelaku pelanggaran HAM berat tersebut.
 
"Mengapa para pegiat HAM seolah-olah tidak peduli dengan kasus yang jelas-jelas pelanggaran HAM berat itu, mengapa mereka tidak mengurusnya baik di pengadilan Indonesia dan forum internasional," tegas Effendi Choirie atau biasa dipanggil Gus Choi, Selasa (19/2/2008).
 
Effendi menyatakan kasus tersebut jauh dari perhatian semua pihak termasuk para pegiat HAM yang selama ini menyuarakan kasus-kasus pembunuhan dan penghilangan orang secara paksa.
 

Anggota FKB DPR itu mencontohkan Kontras. LSM yang dipimpin Usman Hamid tersebut gencar menyuarakan berbagai kasus pembunuhan tetapi jarang sekali menyuarakan kasus Banyuwangi tersebut.
 
Kontras beberapa waktu lalu meminta dukungan dua ormas terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah guna mengawal peradilan kasus Munir. "Harusnya kasus lain termasuk kasus Banyuwangi juga menjadi perhatian para pegiat HAM," terangnya.
 
Effendi menyatakan 116 orang yang dibantai sebagian besar adalah warga nahdliyin. Pembantaian itu sangat keji karena dilakukan dengan brutal dan massal.

Dia menuturkan jika hanya kasus-kasus tertentu yang diperjuangkan LSM pegiat HAM, masyarakat akan mempertanyakan keseriusan mereka dalam hal penegakkan Hak Asasi Manusia.

Dia khawatir jika kasus pembunuhan kiai dengan tuduhan dukun santet terlupakan, bukan tidak mungkin kasus serupa bisa terjadi.

( mar / mar )