Presiden, Slank dan Evolusi Kontras

JAKARTA, RABU – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS), sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang advokasi hak asasi manusia (HAM), 20 Maret lalu genap berusia 10 tahun. Malam ini, Rabu (26/3), perayaan usia satu dekade itu terasa istimewa dan berlangsung meriah di Gedung Dhanapala, Departemen Keuangan, Jakarta pusat.

Biasanya ulang tahun Kontras tak jauh dari atmosfir aktivis yang beraura kaum pinggiran. Acara utama adalah orasi di panggung terbuka dengan aneka hiburan rakyat dan hanya dihadiri keluarga korban pelanggaran ham yang selama ini didampingi kontras. Tapi, tidak malam ini.

Acara berlangsung di sebuah gedung ber-AC. Musik jazz mengalun menyambut kedatangan para tamu yang berpakaian rapi dan berbau wangi. Sementara di pintu masuk gadis-gadis cantik bergaun hitam, yang juga wangi tentunya, berjajar menjadi among tamu.

Tidak terdengar orasi atau teriakan anti pelanggaran ham. Di panggung tidak ada lagi spanduk atau poster. Malam ini, di atas panggung berlatar hitam yang adalah slide yang silih berganti menampilkan gambar tokoh-tokoh kemanusiaan seperti Nelson Mandela, Bunda Theresa, dan Munir. 

Lalu apa hubungannya dengan Presiden dan Slank? Nah, ini yang istimewa. Soal Presiden, tidak pernah dalam sejarah Indonesia seorang Presiden mengundang sebuah LSM ke Istana sebagai penghormatan beliau karena tidak bisa hadir dalam acara ulang tahun.

"Kami memang mengundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tapi Presiden mengatakan tidak bisa datang. Sebagai gantinya, tadi siang beliau mengundang kami ke istana dan kami berbicara banyak tentang perkembangan hak asasi manusia di Indonesia," ujara Koordinator Kontras, Usman Hamid, yang ditemui di sela-sela acara ulang tahun.

Presiden memang tidak hadir malam ini. Meski beliau sudah mengundang Kontras ke istana, tapi malam ini Juru Bicara Kepresidenan Andi Malarangeng menyempatkan diri hadir. Tidak hanya Andi yang merepresentasikan sosok eksekutif, malam ini juga datang Menteri Pemuda dan Olah Raga, Adhyaksa Dault. Ada juga anggota DPR dari fraksi PPP, Lukman Hakim Saifuddin. Selain itu juga terlihat sejumlah tokoh seperti mantan Ketua PP Muhammadiyah Syafi’i Ma’arif, Rektor Universitas Paramadina Anis Baswedan, dan pengamat politik Sukardi Rinakit, Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim, dan sejumlah tokoh LSM.

Hiburan hari ulang tahun Kontras tidak lagi diisi oleh nyanyian para aktivis yang bersuara parau dengan sound system seadanya. Malam ini grup band Slank datang menyumbang dua buah lagu.

Dari dunia selebritis tidak hanya Slank yang ikut berpartisipasi. Sutradara muda Indonesia Riri Reza menjadi "dalang" dari seluruh rangkaian acara. Di pojok panggung, artis Hepi Salma dan aktor Nicholas Saputra berdiri sebagai MC. "Puji Tuhan, mereka semua teman-teman kontras yang tidak bersedia dibayar," jelas Usman.

Malam ini juga terasa berbeda karena puncak acara perayaan ulang tahun adalah kuliah umum tentang hak asasi manusia. Hadir sebagai pembicara dosen pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Karlina Supelli, Kepala Litbang Kompas, Daniel Dhakidae, dan Ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Asshiddiqie.

"Kami hendak membangun tradisi baru, sebuah cara baru menyuarakan hak asasi manusia. Zaman berubah, suara keadilan di negeri ini tidak lagi cukup hanya diteriakkan di jalan-jalan, tapi juga disuarakan dalam dialektika intelektual dan jejaring persahabatan yang luas," terang Usman.

Heru Margianto