Serempet Mobil, Sopir Truk Ditodong Pistol

JAKARTA, MINGGU – Seorang sopir truk berplat B 9634 TQ Ali Romli (29) mengaku diacungkan pistol tepat di kepalanya oleh seorang pria berbadan tegap yang mengaku polisi ketika secara tidak sengaja menyerempet mobil Panther B 9634 TQ di sekitar Jalan Cikukulu, Cisaat, Sukabumi, Sabtu (20/12) sekitar pukul 20.00 WIB.

Mulanya, Ali bersama kernetnya Ening Romli (50) berangkat dari Jakarta menuju Sukabumi untuk mengambil barang sunroof. Ketika berada di daerah Cikukulu, Ali hendak menyalip mobil Panther yang sedang melaju di depannya."Tiba-tiba dari arah lawan saya melihat ada motor yang melaju kencang. Demi menghindari tabrakan, saya lalu banting stir ke kiri, sehingga hampir menyerempet mobil itu (Panther). Tadinya saya kira mobil itu sudah saya lalui," ujar Romli di kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Jakarta, Minggu (21/12).

Pengendara Panther yang bermuatan tiga orang tersebut tidak terima karena mobilnya nyaris terserempet. Terjadilah aksi salip-menyalib antara kedua kendaraan tersebut. Saat kedua mobil tersebut saling bersebelahan, salah seorang yang berada di Panther melemparkan tiga botol bir ke arah mobil truk jenis Colt Diesel tersebut. Akibatnya, kaca depan truk tersebut retak.

Karena tidak terima, Ali kemudian mengambil tongkat yang ada di truk dia, kemudian melemparnya ke arah Panther dan mengenai bagian bawah pintu kanan.

Ketika sampai di depan SPBU Cibolang, bermaksud ingin mengakhiri aksi kejar-kejaran tersebut, dan bermaksud meminta pertanggungjawaban retaknya kaca bagian depan, Ali menghentikan mobilnya, turun, dan menghampiri Panther berwarna hitam tersebut. Melihat Ali menuju Panther, ketiga orang tersebut turun.

"Kemudian, salah seorang tersebut menghampiri saya berkata, ‘Apa-apaan kamu, bawa mobil mau nyelakain orang’. Lalu saya bilang, ‘Saya menyalip karena di depan ada motor, dan saya menghindari nabrak motor itu’," ujar Ali.

Situasi sempat memanas. Ali mengaku didorong hingga terjatuh oleh sopir Panther yang berambut sebahu, dan dipukul oleh ketiga orang tersebut. Tidak terima, Ali membalas dengan menendang leher salah seorang di antaranya. Terjadilah aksi pukul-memukul.Lalu, tiba-tiba sopir Panther yang berambut gondrong tersebut mengeluarkan pistol, dan mengarahkannya ke kepala Ali.

"Pria berambut gondrong tersebut bilang begini, ‘Saya polisi, saya tembak kamu’. Kemudian pria tersebut melepaskan tembakan ke udara. Dia ngaku dari Polda, tapi saya tidak tahu Polda mana. Katanya dia bertugas sebagai penjinak bom," ujar Ali.

Warga yang saat itu melihat kejadian itu, kata Ening, tidak berani melerai karena mereka takut ketiga orang tersebut polisi sungguhan. Ali mengatakan, salah seorang di antara ketiga pria itu sempat merampas kunci truk, dan ingin memborgol tangannya, walau tidak jadi.

"Mereka kemudian ingin menyita truk saya. Namun, karena tidak bisa mengendarai truk yang sistem gigi mundur, dan sempat nabrak Panther mereka sendiri yang ada di belakang truk, mereka tidak jadi," kata Ali.

Ali dan Ening pun akhirnya berniat melaporkan kejadian ini ke polisi. Namun, mereka dipingpong dari Polsek Cibatu, ke Polres Sukabumi, dan ke Polres Pelabuhan Ratu.

Ali dan Ening tidak mendapat surat laporan dari Polsek Cibatu dengan alasan jika pelaku benar-benar aparat dan membawa senjata, maka mereka harus melaporkannya ke Provost Polres Sukabumi.

Dari Polres Sukabumi, mereka juga tidak mendapat surat laporan, dan diminta melapor ke Polsek Cantayan karena lokasi kejadian ada di bagian Polres Pelabuhan Ratu. Akhirnya, atas bantuan seorang warga setempat yang mengenal Ketua Kontras Usman Hamid, mereka melaporkan hal ini ke Kontras.