Dua Aktivis Partai Aceh Tewas
Keduanya Ditembak Orang Tak Dikenal

BANDA ACEH, KAMIS – Dua anggota Partai Aceh, yang juga merupakan anggota Komite Peralihan Aceh—organisasi mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka—tewas ditembak oleh orang tak dikenal di dua tempat berbeda, Rabu (4/2). Mereka adalah Dedi Novandi (33) alias Abu Karim dan M Nur (48).

Seorang korban tindak kekerasan lain, yaitu Zakaria Daud (38), saat ini masih dalam perawatan dokter di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin, Banda Aceh.

Juru Bicara Komite Peralihan Aceh Pusat Ibrahim Syamsuddin, Kamis, mengatakan, jenazah kedua korban yang tewas sudah dimakamkam di kampung halaman masing-masing.

Ibrahim menjelaskan, Dedi tewas ditembak orang tidak dikenal pada Selasa dini hari, ketika baru saja turun dari mobil yang dikendarainya. Korban tewas tertembak pada bagian kepala sesaat sebelum memasuki rumahnya di Jalan Habib Puteh, Dusun Makmur, Gampong Baro-Bireuen. Sesuai dengan keterangan polisi, menurut Ibrahim, korban ditembak dari jarak dekat.

Adapun M Nur ditembak oleh orang tidak dikenal saat mengendarai mobilnya di kawasan Simpang Cot Paya, Banda Aceh.

Penembakan itu, menurut Ibrahim, merupakan peristiwa yang sudah terjadi belasan kali terhadap diri dan organisasi para mantan kombatan GAM.

Namun, sejauh ini belum ada upaya maksimal dari pihak kepolisian untuk menuntaskan segala kasus yang menimpa lembaga dan partai tersebut. ”Termasuk peristiwa penggranatan yang terjadi di Kantor Dewan Pimpinan Wilayah Partai Aceh di Langsa pada hari yang sama,” kata Ibrahim.

Ibrahim mendesak pihak kepolisian mengungkap pelaku penembakan dan berbagai peristiwa kekerasan lainnya. ”Tindakan ini untuk merusak perdamaian di Aceh. Kalau memang tidak mampu menjaga keamanan, sebaiknya pemerintah mengundang pihak internasional untuk menyelamatkan perdamaian di Aceh,” katanya.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Komisaris Besar Farid A Soleh mengatakan, polisi belum bisa mengungkap motif pembunuhan itu. Polisi akan bekerja keras untuk mengungkap semua kejadian dan menangkap pelaku tindak kejahatan tersebut.

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Wilayah NAD Hendra Fadli mendesak polisi agar segera mengungkap kasus kriminalitas menjelang pemilu di Aceh ini.

”Ini berarti sudah terjadi pembiaran terhadap segala bentuk tindak kekerasan yang terjadi di Aceh,” katanya. (MHD)