Caleg Bertekad Bela HAM

[JAKARTA] Sejumlah calon anggota legislatif (caleg) yang juga mantan aktivis hak asasi manusia (HAM) memiliki beragam alasan sehingga mereka mau terjun ke panggung politik praktis. Salah satu alasan itu adalah akan terus berupaya membela HAM dan menuntut pengusutan pelanggaran HAM.

Paling tidak, ada enam caleg yang menyampaikan tekad mereka untuk menegakkan HAM, seperti yang diungkapkan di kantor Kontras, Jakarta, akhir pekan lalu. Para Caleg itu pun berdialog dengan keluarga korban dari berbagai peristiwa pelanggaran HAM yang terjadi di Jakarta beberapa tahun silam.

"Nanti, ketika duduk di DPR, yang saya perjuangkan adalah menemukan kembali 14 orang teman-teman saya dan perlu upaya penegakkan HAM," kata caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa Faisol Riza.

Riza adalah aktivis 1998 yang selamat dari aksi penculikan aktivis ketika itu. Dia juga menilai, putusan kasus pembunuhan aktivis HAM Munir merusak rasa kemanusiaan, sehingga penegakan hukum menemukan jalan buntu.

Dialog bertema Bersama Caleg Pembawa Pesan Kemanusiaan dan Perubahan itu juga dihadiri caleg dari Partai Golkar Binny Bintarti Buchori, Sarbini (Partai Demokrat), Arif Budimanta (PDI Perjuangan), Ahmad Yani (PPP), dan Ahmad Rofiq (Partai Matahari Bangsa).

Sependapat dengan Riza, caleg lain pun memandang pentingnya perubahan arah kebijakan yang berorientasi kerakyatan. Binny Buchori, yang merupakan mantan Direktur Eksekutif Infid dan kini menjadi caleg Partai Golkar untuk daerah pemilihan Yogyakarta berharap, ia ingin duduk di panitia anggaran DPR. Sebab, proporsi anggaran untuk pemberdayaan rakyat belum terimplementasi dengan baik.

Penuntasan

Menurutnya, meningkatkan kesejahteraan, kesehatan, dan lapangan kerja juga menjadi bagian dari penuntasan masalah HAM di Indonesia. Sedangkan, Arif menegaskan, kebijakan itu tidak membutuhkan dukung anggaran semata, namun juga perlu kerja kolektif.

Keseharian para caleg yang bergerak di bidang HAM dan demokrasi tampaknya membuka pemahaman mereka untuk terus memperjuangkan keinginan rakyat. Sarbini saat turun ke dapilnya mengakui, dia ditegur warga yang tidak ingin kehadirannya sekadar mengantongi suara.

"Intinya, bagaimana rakyat dapat terlayani dengan baik. Apa pun partainya. Masyarakat membutuhkan kita (para caleg, Red) untuk terus di samping mereka," tutur mantan Sekretaris Eksekutif Center for National Democracy itu.

Sedangkan, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) pun berharap keberadaan caleg yang mendukung HAM menjadi sebersit sinar dalam kegelapan. Selama ini, sangat sedikit orang-orang yang benar-benar bijak dan kompeten.

Namun, Kepala Divisi Politik Hukum dan HAM Kontras Edwin Partogi menyatakan khawatir para caleg akan berubah sikap setelah duduk di Senayan. [ASR/O-1]