Komitmen Caleg Itu seperti Kutu Loncat di Tubuh Gajah

JAKARTA, KOMPAS.com — Komitmen beberapa calon anggota legislatif (caleg) dalam hal penyelesaian kasus pelanggaran HAM diibaratkan seperti kutu loncat-loncat di tubuh gajah. Demikian kata peneliti ilmu politik Universitas Indonesia Sri Lestari Wahyuningroem. 

"Banyak janji yang telah diungkapkan oleh caleg, dari kesungguhan pribadi caleg mungkin ada, tapi pengaruh parpol terlalu besar. Ibaratnya caleg itu kutu yang sudah sekuat tenaga beraksi tapi sayangnya di tubuh gajah," jelas Sri dalam diskusi Parpol Bicara HAM di kantor LSM Kontras, Jakarta, hari ini.

Menurut Sri, agenda-agenda HAM yang diusung hanyalah bersifat individual dan bukan merepresentasikan politik HAM dari partainya berasal. "Padahal saat ini parpol masih memegang peranan penting dalam sistem politik di negara ini terutama di legislatif," katanya.

Pesimisme terhadap komitmen caleg dalam penuntasan HAM tersebut ditanggapi oleh caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Faisol Reza. "Untuk menuntaskan masalah pelanggaran HAM tak hanya butuh sikap politik," tegas mantan aktivis yang pernah diculik ini.

Sementara itu dikatakan politisi dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Lukman Hakim Saifuddin, yang harus dipelihara oleh rakyat itu seharusnya harapan. "Jangan sampai hilang harapan, karena perjuangan penegakan HAM ini berat dan waktunya panjang," jelasnya.

Sri mengatakan bahwa harapan rakyat terutama korban pelanggaran HAM itu masih terus ada. "Yang penting di sini bukan memelihara harapan, karena rakyat itu tak pernah lelah berharap, buktinya ada diskusi ini, tetapi merealisasikan harapan," tutur Sri.

Hal yang digarisbawahi juga, kata dia, terkait kasus pelanggaran HAM para caleg juga harus ingat kalau rakyat itu punya ingatan kolektif mengenai pelanggaran HAM masa lalu.

"Maka jangan lupa untuk mengingat dan mulailah partai tentukan sikap politik HAM seperti apa yang akan diusung karena rakyat yang menilai," pungkasnya.

MYS