KONGRES NASIONAL PEJUANG HAM

Selasa (17/03) kongres pejuang HAM resmi dibuka oleh Indria Fernida dari Kontras bersama dengan Berry Furqan dari Walhi. Pembukaan kongres ditandai dengan kentongan bambu yang dilakukan oleh keduanya dan diikuti oleh undangan yang hadir pada saat itu sehingga gema kentongan membahana di tempat acara.

Kongres pejuang HAM diadakan di Wisma Makara, Universitas Indonesia, Depok, mulai dari tanggal 17 dan ditutup pada hari Jum’at tanggal 20 Maret 2009.

Selain itu, acara pembukaan juga diramaikan oleh Orasi politik oleh Asmara Nababan, yang sebelumnya diisi oleh tarian Saman yang dibawakan oleh Mahasiswa dari fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Asmara dalam orasinya mengengetahkan tentang masih mandeknya penegakan hak asasi manusia di Indonesia meski telah ada lembaga-lembaga yang diperuntukkan untuk hak asasi manusia, seperti Komnas HAM, Komnas Perempuan, KPAI dan Menteri yang menangani hak asasi manusia yakni Menteri Hukum dan HAM. Dan dilanjutkan dengan orasi Prof Dr. Azyumardi Azra yang menyoroti tentang pesan agama dalam kontek pemajuan dan peradabadan kemanusiaan.

Dan acara di akhiri dengan menyanyikan lagu “Gebyar-gebyar” yang dipimpin oleh Lita BM, yang merupakan anak dari korban penembakan misterius yang selamat. Yang diikuti oleh segenap yang hadir pada siang itu.

Pada hari pertama, akan diisi dengan dua sesi seminar yang membahas tentang penegakan HAM dengan nara sumber Don K Marut (Infid), Anton Prajasto (Demos) dan Makmur Keliat (Pacivis) yang dimoderatori oleh Erwin Usman dari Walhi. Sedangkan sesi kedua disampaikan oleh Galuh Wandita (ICTJ), Edwin Partogi (Kontras) dan Rocky Gerung (Dosen Filsafat UI) yang membawakan tema hak korban.

malam harinya diadakan kisah inspiratif oleh beberapa korban, diantaranya persatuan nelayan insani yang berasal dari Kalimantan Selatan, Ibu Sumarsih dari Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan, serta juga dimeriahkan musikalisasi puisi serta musik.

Kata sambutan oleh Indria Fernida dan Berry Furqan
Orasi proyeksi penegakan HAM oleh Asmara Nababan