“Raih Kembali Keadilan Itu”

JAKARTA — Ibu-ibu yang anggota keluarganya menjadi korban penghilangan paksa di Argentina atau Madres De Plaza De Mayo meminta para ibu di Indonesia yang sedang mencari anggota keluarganya yang dihilangkan secara paksa untuk tidak pernah menyerah.

"Jangan pernah menyerah untuk meraih kembali keadilan itu," kata Aurora Morea, 80 tahun, menegaskan dalam bahasa Spanyol dan diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh Rafael Barcah dari Amnistia Internacional Argentina kepada Tempo di Jakarta kemarin.

Menurut Aurora, yang juga satu dari 14 pendiri Madres De Plaza De Mayo, para keluarga korban jangan pernah menggantungkan harapan pada orang lain untuk mendapatkan keadilan. Di Argentina, ujarnya, mereka setiap Kamis sore berkampanye damai di Plaza De Mayo, alun-alun, yang berhadapan dengan pusat kekuasaan junta militer, Istana Casa Rosada, dan Katedral Kota di Buenos Aires, ibu kota Argentina. "Kami tidak pernah absen," ujar Aurora, yang kehilangan anak perempuan, menantu, dan besannya.

Rekannya, Lydia Taty Almeida, 80 tahun, menambahkan, tak sekali pun mereka takut terhadap berbagai intimidasi untuk menghentikan aksi itu, meski tokoh pendiri Madres De Plaza De Mayo, Azucena Villafor de Vincenti, diculik dan dibunuh. "Para pembunuh itu membawa jasad Azucena naik pesawat, lalu dibuang ke laut," ujarnya. Kekejaman itu juga dialami dua rekan seperjuangan mereka, Esther Ballestrino de Careaga dan Maria Ponce de Bianco.

Menurut Taty, semangat mereka tak kendur selama 32 tahun semata-mata karena panggilan seorang perempuan yang melahirkan anak. "Sembilan bulan di kandungan dan kami merawatnya hingga besar. Itu saja," ujar perempuan yang kehilangan anak sulungnya itu. Sekitar 30 ribu warga Argentina tewas dari 1975 sampai 1977.

Taty melanjutkan, kampanye setiap Kamis itu terus berlangsung hingga sekarang. Dia pun menaruh harapan para ibu yang melakukan aksi setiap Kamis sore di lapangan Monumen Nasional di depan Istana Merdeka jangan pernah bosan dan menyerah. "Selama 32 tahun kami berjuang dan masih berjuang. Kami sudah mulai merasakan keadilan itu."

Kedatangan mereka ke Jakarta atas undangan Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan. Aktivitas mereka yang dinilai sederhana namun berhasil menundukkan penguasa Argentina telah menginspirasi sejumlah ibu korban kejahatan hak asasi manusia di negeri ini. TITIS SETIANINGTYAS | MARIA HASUGIAN