Ungkit Kasus Wiranto dan Prabowo, Kontras Bantah Pro SBY

JAKARTA, KOMPAS.com — Dengan seruan yang seolah-olah memojokkan Wiranto dan Prabowo Subianto, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) membantah terlibat dalam faksi-faksi politik tertentu. Seruan Kontras ini dituangkan dalam road show audiensi ke parpol-parpol besar, kecuali Gerindra, Hanura, dan Golkar.

Dalam peta koalisi yang mengerucut pada tiga pasangan capres dan cawapres, menyinggung nama Wiranto tentu menunjukkan alpanya dukungan bagi Jusuf Kalla yang menggandeng Wiranto. Sementara menyinggung Prabowo juga bisa menunjukkan ketidaksimpatian kepada Megawati Soekarnoputri yang memiliki indikasi kuat menggandeng Prabowo.

"Kami tidak memosisikan diri di satu faksi. Kami bukan blok SBY, blok JK maupun Mega. Kami ke sini dalam rangka menyampaikan aspirasi penegakan HAM," tutur Edwin Partogi dari Kontras dalam audiensi ke DPP Demokrat, Senin (4/5).

Hal ini dijelaskan Edwin menyusul banyaknya dugaan yang berkembang bahwa Kontras berpihak kepada kubu Demokrat. Menurut Edwin, setiap pemerintahan memiliki catatan HAM sendiri-sendiri. Kontras tentu saja berkomitmen untuk mengevaluasi semua penegakan HAM dalam masing-masing masa pemerintahan. "Tidak ada satu pun rezim bebas dari catatan-catatan HAM," tandas Edwin.