Kontras Kecam Tindakan Polisi

Written by Edward   

TERKAIT Demo BURUH di Balaikota

Kasus pemukulan sejumlah demonstrans saat aksi buruh di Balaikota Kamis lalu dikecam Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Sumut. Dinilai Polisi sudah tak bertindak persuasif lagi.

“Kita sangat menyesalkan tindakan yang terjadi di Balaikota kemarin. Ini menambah catatan hitam mengenai tindak kekerasan apartur negara,” kata Herdensi, Kepala Operasional Kontras Sumut, Jumat (7/8).

Herdensi yang saat peristiwa berada tak jauh dari TKP mengaku hendaknya polisi mampu memfasilitasi antara pendemo dengan pihak-pihak terkait. Sedangkan dalam upaya nego hendaknya lebih persuasif. “Bukan dengan cara represif begitu,” sindirnya.

Disebutkan, pemukulan yang terjadi dalam gedung itu terkesan tumbuh hidup dan berkembangnya wajah kekerasan yang dilakoni aparatur negara. Pasalanya posisi demonstran saat itu ditangan polisi. Diamankan, dengan tingkat perlawanan yang nyaris habis. Bukan sesuatu yang membahayakan. Malah dipukuli.

Dalam peristiwa itu, demonstran menghujat polisi dengan berbagai hinaan. Itu berlangsung ketika polisi berusaha menertibkan masa yang memblokir jalan menghadang saat akan memasuki halaman balaikota. Bahkan dalam aksi tersebut sempat terjadi adu mulut antara pendemo dengan oknum kepolisian.

Mengenai hal itu, Herdensi mengatakan polisi tidak ada isitilah emosi.  Dalam pengangkatan anggota polisi, mereka dikontrak “mati”. “Polisi harus bisa tahan diri,” katanya.

Menurutnya, polisi hendaknya memahami psikologi massa. Soalnya saat itu massa yang sudah sekian lama memperjuangkan haknya tidak mendapat tanggapan dari pihak-pihak aparatur negara. Ditambah lamanya mereka menunggu dibawah panas matahari, tanpa ada kepastian yang mereka dapatkan.

Atas peristiwa itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Medan, Surianda mengatakan jika aksi berjalan damai tentunya aksi kekerasan tidak sampai terjadi.  Pun begitu, dalam mengamankan situasi yang memanas tentuanya polisi memiliki standar operasi pengamanan. “Tentunya pengamanan dengan cara mengindari bentuk kekerasan,” katanya.

Mengenai adanya aksi pemukulan itu, Surianda mengaku pimpinan polisi hendaknya menindak anggotanya yang memukul. “Artinya persoalan seperti itu tidak bisa dibiarkan, namun ada penyelesaian, sehingga menjadi pelajaran bagi semua pihak, baik demonstran, juga aparatur negara,” kata Surianda.

Sehari sebelumnya, mantan karyawan PT WRP Buana Multicorpora berdemo di Balaikota Medan, Jalan Kapten Maulana Lubis. Massa yang jumlahnya ratusan berusaha menerobos dengan cara merubuhkan gerbang Balaikota Medan. Aksi anarkis itu ditanggapi polisi dengan mengamankan enam orang diboyong ke Mapoltabes Medan.

 

Edward | GLOBAL | MEDAN