Tragedi Tanjung Priok Dikenang Lewat Tabur Bunga di Jalur TransJ

Jakarta – Sekitar 30 aktivis HAM dari Kontras, Ikatan Keluarga Orang Hilang (IKOHI) dan beberapa keluarga korban kasus Tanjung Priok mengenang tragedi Tanjung Priok di Polres Jakarta Utara. Mereka melakukan aksi di jalur Transjakarta (TransJ) dengan tabur bunga.

Aksi tabur bunga berlangsung selama 1 menit di Jl Yos Sudarso, Jakarta Utara, Sabtu (12/9/2009). Aksi untuk memperingati 25 tahun peristiwa Tanjung Priok 1984.

Selain melakukan tabur bunga, mereka yang mengenakan kaos hitam bertuliskan ‘Paguyuban Keluarga Korban Pelanggaran HAM’ bersalawat.

Sebelumnya mereka sempat melakukan long march dari Perguruan Tinggi Darul Islam, Jakarta Utara, selama 40 menit.

Mereka juga berorasi dengan pengeras suara. "Kami mengingatkan agar kita tidak mudah melupakan dan mengingkari masa lalu. Peradaban bangsa yang besar harus berdiri di atas kebenaran sejarah," ujar salah seorang orator dari Kontras.

Setelah tabur bunga, mereka berniat ziarah ke makam salah satu korban dengan menumpang Metro Mini.

Akibat aksi tabur bunga itu, lalu lintas dari arah Tanjung Priok menuju Jatinegara/Cawang sempat tersendat.

Kasus Tanjung Priok berawal dari demo masyarakat di Jl Yos Sudarso, Jakarta Utara pada 1984. Saat itu terjadi penembakan oleh aparat terhadap pendemo. Ratusan orang tewas ditembak namun data dari kelurga korban sebanyak 80 orang tewas.

Pemerintah saat itu menyatakan ada islah antara korban dan pelaku sehingga korban mencabut kesaksian di persidangan. Namun keluarga korban mengatakan islah merupakan istilah pemerintah terhadap penyuapan yang dilakukan. Pemerintah tidak pernah minta maaf, memberikan penggantian dan juga merehabilitasi korban.
(nik/gah)

Tragedi Tanjung Priok Dikenang Lewat Tabur Bunga di Jalur TransJ

Novi Christiastuti Adiputri – detikNews

Jakarta – Sekitar 30 aktivis HAM dari Kontras, Ikatan Keluarga Orang Hilang (IKOHI) dan beberapa keluarga korban kasus Tanjung Priok mengenang tragedi Tanjung Priok di Polres Jakarta Utara. Mereka melakukan aksi di jalur Transjakarta (TransJ) dengan tabur bunga.

Aksi tabur bunga berlangsung selama 1 menit di Jl Yos Sudarso, Jakarta Utara, Sabtu (12/9/2009). Aksi untuk memperingati 25 tahun peristiwa Tanjung Priok 1984.

Selain melakukan tabur bunga, mereka yang mengenakan kaos hitam bertuliskan ‘Paguyuban Keluarga Korban Pelanggaran HAM’ bersalawat.

Sebelumnya mereka sempat melakukan long march dari Perguruan Tinggi Darul Islam, Jakarta Utara, selama 40 menit.

Mereka juga berorasi dengan pengeras suara. "Kami mengingatkan agar kita tidak mudah melupakan dan mengingkari masa lalu. Peradaban bangsa yang besar harus berdiri di atas kebenaran sejarah," ujar salah seorang orator dari Kontras.

Setelah tabur bunga, mereka berniat ziarah ke makam salah satu korban dengan menumpang Metro Mini.

Akibat aksi tabur bunga itu, lalu lintas dari arah Tanjung Priok menuju Jatinegara/Cawang sempat tersendat.

Kasus Tanjung Priok berawal dari demo masyarakat di Jl Yos Sudarso, Jakarta Utara pada 1984. Saat itu terjadi penembakan oleh aparat terhadap pendemo. Ratusan orang tewas ditembak namun data dari kelurga korban sebanyak 80 orang tewas.

Pemerintah saat itu menyatakan ada islah antara korban dan pelaku sehingga korban mencabut kesaksian di persidangan. Namun keluarga korban mengatakan islah merupakan istilah pemerintah terhadap penyuapan yang dilakukan. Pemerintah tidak pernah minta maaf, memberikan penggantian dan juga merehabilitasi korban.
(nik/gah)