Menagih Janji SBY Soal Pembunuh Munir

Susilo Bambang Yudhoyono resmi dilantik sebagai presiden Republik Indonesia untuk periode kedua. Satu dari sekian harapan kepada jenderal halus ini adalah membongkar konspirasi pembunuh Munir.
 

Radio Nederland berbincang dengan Usman Hamid, koordinator Komite Solidaritas untuk Munir, KASUM.*

Usman Hamid: Dalam konteks mendorong peninjauan kembali, kami berkali-kali membangun komunikasi dengan kepolisian. Salah satunya dengan menggali kemungkinan bukti baru.

Misalnya, apakah benar Muchdi berada di Malaysia, ketika ia dianggap jaksa berada di Surabaya, Jawa Timur. Di mana nomor telephonenya terekam berkomunikasi dengan Pollycarpus. Ini bisa diinterpretasi seperti mengendalikan perencanaan dan pembunuhan itu sendiri.

Muchdi beralibi dengan mengatakan, ia tidak di Jawa Timur, dengan menunjukkan paspor hijaunya. Ini aneh, deputi lima Badan Intelejen Negara, tapi menggunakan paspor biasa. Paspor itu distempel imigrasi.

Bukti baru
Sekarang sudah ada titik terang bahwa kemungkinan Muchdi berada di Malaysia sangat tipis sekali. Ini bisa jadi modal untuk perkara kembali. Selain tentu menghadirkan dua saksi yang absen, Budi Santoso dan As’ad Said Ali.

Tapi hingga hari ini belum ada kejelasan yang pasti dari pihak Jaksa Agung, apakah sudah mengajukan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung.

Kami berharap paska kabinet baru akan ada kesempatan untuk mendorong masalah ini. Sebelum ada kabinet baru, kami tidak percaya diri untuk berharap Kejaksaan Agung sekarang mengambil langkah tegas.

Barangkali ada harapan, kalau seandainya presiden dengan kekuatan politik sekarang, dukungan mayoritas di parlemen, mengambil langkah-langkah baru berkaitan dengan kasus Munir. Memerintahkan Jaksa Agung yang baru, misalnya, untuk mengajukan peninjauan kembali dalam kasus Muchdi dan mencari tahu juga siapa lagi yang bertanggung jawab dalam pembunuhan ini.

Barangkali yang perlu dilakukan ke depan adalah menagih janji presiden.

Mengukur SBY
RNW: Ini adalah periode terakhir buat SBY. Seberapa jauh membongkar konspirasi Munir masih jadi momentum buat SBY. Kalau kemarin saat pemilu, itu mungkin saat yang pas untuk mencetak gol. Tapi kalau sekarang? apakah masih bisa berharap kepada SBY?

Usman Hamid: Ya memang sulit, masih akan sangat tergantung dari apa yang akan dilakukan SBY dalam hari-hari ke depan. Saya kira presiden akan memberi pernyataan tentang komitmennya ke depan.

Dari situ lah saya kira kita bisa mengukur apakah prospek penyelesaian kasus Munir ini masih ada dalam lima tahun ke depan di masa kepemimpinannya dan di akhir masa kepemimpinannya, atau justru sebaliknya.

*wawancara dilakukan dalam acara Update on the Munir Case yang diselenggarakan Amnesty International Belanda.