TEMPO Interaktif, Jakarta – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didesak jangan mencuci tangannya dalam kisruh penahanan dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi nonaktif, Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah.
"Presiden mestinya tidak cuci tangan, ia harus bisa menyelesaikan konflik," ujar Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia Teten Masduki dalam deklarasi "Indonesia Darurat Keadilan" di kantor Imparsial, Jumat (3010). "Pernyataan bahwa Presiden ingin independen sama saja dia cuci tangan. Padahal ia berhak melakukan intervensi hukum."
Edwin Partogi dari Kontras menyatakan kini masyarakat makin risau akan dugaan konspirasi terhadap kriminalisasi pimpinan Komisi. "Kerisauan ini harus dijawab Presiden. Pas penculikan Raisya dan kasus Al-Amin saja dia bersikap dan memberi pernyataan di depan publik, tapi di kasus KPK ini ia malah tidak," tuturnya.
Ia berpendapat, kasus ini seharusnya dijadikan momentum oleh Presiden untuk menegaskan bahwa ia bebas dari konflik kepentingan, tidak terkait kasus Anggoro Widjojo ataupun Bank Century.
"Saya nggak tahu kenapa polisi begitu confident (percaya diri). Diback up komandan apa komodo?" tanya Teten setengah berkelakar. BUNGA MANGGIASIH