Pengamat: Diam Tak Berarti Emas untuk SBY

Yuni Herlina Sinambela – Okezone

JAKARTA – Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens menduga adanya skenario besar dalam kasus dugaan rekayasa kriminilisasi terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal ini dibuktikan dengan disebutkannya sejumlah nama pejabat, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Ketika Presiden dicatut namanya dalam rekaman itu, tidak memperlihatkan kemarahan. Padahal, dalam pengertian hukum harusnya dia melapor," ujar Boni di Kantor Kontras, Jalan Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (6/11/2009).

Hal tersebut dinilai Boni menimbulkan kebingungan tersendiri bagi masyarakat luas. "Ini memperlihatkan ketidakjelasan Presiden. Ini membingungkan buat kita semua," jelas Boni.

Pernyataan Boni pun diamini pengamat komunikasi Effendi Ghazali. Menurut dia, dengan SBY diam, publik bisa mengartikan negatif.
"Sampai detik ini Presiden tidak melapor atau mengadukan Anggodo ke polisi  atas pencatutan (nama) dirinya. Karena Anggodo sudah minta maaf berarti Presiden sudah memaafkan Anggodo dengan mengatasnamakan rakyat," terang Effendi.

Sampai momentum itu, kata dia, masyarakatlah yang menafsirkan. "Berarti kita harus mengasumsikan bahwa Presiden kita terlibat karena beliau tidak mengadukan," pungkasnya.(ded)