Demo di Bundaran HI, Massa Kompak Dibubarkan Massa Pendukung Kapolri

KOMPAK PROTES: Sejumlah aktivis dari Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi(Kompak), Rieke Diah Pitaloka ( dari kiri ke kanan), Effendi Gazali, Anggota DPR, Maruarar Sirait, Edo Kondolangit, dan Fadjoel Rachman, saat melakukan aksi protes di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (29/11). Mereka mengimbau masyarakat Indonesia untuk mendukung proses penyelesaian kasus Bank Century. (FOTO ANTARA/Ujang Zaelani)

Jakarta (SIB)
Massa dari Komisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak) berdemo di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Tiba-tiba sekelompok massa yang mengaku pendukung Kapolri datang dan menghampiri massa Kompak.

Saat 30-an aktivis beraksi di dalam bundaran air mancur patung ‘Selamat Datang’ di Bundaran HI, tiba-tiba 20-an orang yang di antaranya gempal, bertato dan beranting datang ingin menghampiri massa Kompak.

Pantauan detikcom di lokasi, Minggu (29/11) massa tersebut jalan sambil berteriak-teriak, “Hidup Kapolri, Hidup Kapolri. Bubarkan KPK!”.
“Antasari nggak penting, KPK bubarkan saja yang penting Kapolri,” teriak mereka lagi.

Saat ditanya dari organisasi mana massa pro Kapolri itu berasal, salah satu dari mereka mengatakan, “Masyarakat Indonesia Timur”.
Saat hendak menuju bundaran air mancur itu, sekitar 50-an polisi mencegah massa pro Kapolri ini bentrok dengan massa Kompak.
Sementara massa Kompak tetap di dalam bundaran air mancur, bergeming, tak menghiraukan. Mereka tetap menyanyikan lagu-lagu perjuangan seperti ‘KPK di Dadaku’.

Pakai Baju Adat, Massa Kompak Demo di Bundaran HI
Massa dari Komisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak) berdemo di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Mengenakan baju adat dari berbagai daerah di Indonesia, mereka menuntut pembongkaran kasus Bank Century.

Pantauan detikcom di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (29/11), sekitar 50-an orang massa Kompak sudah mulai beraksi pukul 08.15 WIB.
Sekitar 15 orang di antaranya memakai baju adat, seperti adat Jawa, baju bodo dari Sulawesi Selatan, hingga baju adat Maluku dan Papua.
Tokoh-tokoh Kompak yang tampak antara lain, Fadjroel Rahman, Effendi Gazali, Edo Kondologit dan Usman Hamid. Para tokoh dan massa lain dari Kompak, kompak mengenakan kaos putih bertuliskan ‘Lengserkan Koruptor Bongkar Century’.

Beberapa mahasiswa dari BEM UI juga tampak baru tiba di lokasi. Aksi berlangsung di bundaran air mancur patung selamat datang.
Massa Kompak juga menggelar spanduk yang dihamparkan di kawasan bundaran air mancur itu. Berukuran 5 x 7 meter bergambar bendera merah putih. Di atas spanduk itu ada tulisan ‘Bongkar tuntas kasus Century’ berwarna hitam, kuning dan ungu, seperti warna logo Bank Century.
Sekitar 50 polisi menjaga massa yang hingga pukul 08.45 WIB menyanyikan lagu-lagu perjuangan seperti ‘KPK di Dadaku’ ini.
Ngaku Dibayar 100 Ribu, Massa Pro Kapolri Minta Nasi Padang

Alasan apa saja dapat membuat seseorang ikut berunjuk rasa. Seperti halnya massa pendukung Kapolri ini. Massa yang mengaku dari Masyarakat Indonesia Timur ini mengaku dibayar Rp 100 ribu untuk menuntut pembubaran KPK dan mendukung Kapolri Jendral Pol Bambang Hendarso Danuri (BHD).

“Ada Rp 100 Ribu (per 1 orang),” ujar salah seorang massa pro Kapolri yang enggan menyebutkan namanya pada wartawan di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, Minggu (29/11).

Pria yang mengenakan kaos hitam dan celana jeans ini mengaku disuruh oleh pihak tertentu. “Ya, adalah…” katanya tidak mau menyebutkan nama penyuruhnya lebih lanjut.

Massa yang juga kebanyakan bertopi dan beranting ini menyatakan mendukung Kapolri agar tidak mundur. Mereka juga meminta agar KPK dibubarkan. Akan tetapi mereka mengaku tidak tahu siapa nama Kapolri.

“Saya nggak tahu, pokoknya Jenderal,” ucap salah seorang di antaranya.
Pantauan detikcom di lokasi, 30 orang yang berteriak-teriak itu tetap bertahan sambil sebagian di antaranya mengisi jalur Busway. Seseorang di antaranya ada yang berteriak meminta makanan nasi padang.

“Nasi padangnya mana nih? Kita lapar dari pukul 06.00 WIB belum pada makan. Kita lapar,” teriak salah seorang massa seraya disahut teriakan serupa oleh beberapa orang lainnya.

Teror Aksi Kompak, Aksi Pendukung Kapolri Hanya Perburuk Citra Kepolisian
Massa pendukung Kapolri meneror aksi Kompak di Bundaran HI. Hal ini dinilai hanya menambah buruk citra polisi di mata masyarakat.
“Sudah sedemikian parahkah kecerdasan Polri sehingga tidak mau berfikir kreatif untuk memperbaiki citranya,” kritik Wakil Ketua Majelis Pakar PPP Lukman Hakiem, dalam pesan singkat yang diterima detikcom, Minggu (29/11).

Lukman menilai, teriakan-teriakan garang yang mengancam seperti ditujukan para ‘pendukung Kapolri’ jelas menunjukan rendahnya budaya mereka. Menurutnya, Demokrasi harus dibangun dengan akal sehat bukan dengan tekanan dan ancaman.
“Kebenaran tidak akan menyerah kepada ancaman apapun,” ungkapnya.

Lukman pun meminta agar polisi segera mengklarifikasi jika aksi ini bukan massa bayaran polisi.
“Jika mereka bukan massa bayaran polisi, polisi harus segera mengklarifikasi, jika tidak citra polisi makin terpuruk,” pungkasnya. (Detikcom/i)