Gelar Pahlawan Nasional Merendahkan Gus Dur

JAKARTA – Rasa keberatan atas wacana pemberian gelar pahlawan bagi Gus Dur mulai menguat. Aktivis HAM Andreas Harsono berpendapat, hendaknya Gus Dur jangan dijadikan pahlawan nasional. Tindakan itu, menurut dia, justru merendahkan Gus Dur.  
"Indonesia sudah inflasi pahlawan nasional, sudah 140-an," kata Andreas saat dihubungi okezone, Minggu (3/1/2010).
 
Lebih lanjut Andreas mengatakan, jika Gus Dur diangkat jadi pahlawan nasional maka Gus Dur dijadikan setara dengan macam-macam orang, yang reputasinya patut dipertanyakan. Sekarang, kata dia, ada 144 pahlawan nasional. Mulai dari preman sampai ulama fundamentalis ada di barisan.
 
"Saya tak rela Gus Dur dimasukkan barisan ini. Saya juga tak setuju negara ikut menentukan siapa pahlawan, siapa bukan. Indonesia adalah negara dengan paling banyak "pahlawan" di seluruh dunia," katanya.
 
Usman Hamid yang juga aktivis HAM mengaku dapat mengerti atas argumen Andreas tersebut. Sebab, tanpa pelembagaan resmi oleh negara pun, ketokohan Gus Dur sudah diakui oleh masyarakat lintas agama, suku, ras baik nasional maupun internasional.
 
"Tapi, pandangan yang setuju dan tidak setuju pemberian gelar pahlawan tersebut tidak perlu dipertentangkan karena tidak saling kontraproduktif seperti pada gelar pahlawan buat Soeharto," katanya.
 
Selain itu, Usman juga mengingatkan ketulusan semua pihak yang mengusulkan kepahlawanan Gus Dur. "Jangan sampai yang mengusulkan menyimpan pamrih dan kepentingan lain," ujarnya merujuk pada wacana pemberian gelar pahlawan pada Soeharto yang kembali muncul saat ini terutama dari politisi Partai Golkar.