KPK Diberi Kado Obat Kuat

JAKARTA-MI: Dinilai lamban mengusut tuntas kasus Bank Century dan Anggodo Widjojo, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diberi kado obat kuat oleh massa Gerakan Indonesia Bersih (GIB) saat melakukan aksi unjuk rasa di halaman gedung KPK, Senin (4/1).

Kapsul antiloyo yang terbuat dari bantal guling berlapis karton itu langsung diberikan kepada pimpinan KPK Chandra M Hamzah. Kapsul tersebut diberikan sebagai bentuk kekecewaan karena KPK tidak bergerak cepat menuntaskan kasus-kasus tersebut.

"KPK makin loyo. Apa Anggodo sudah dipanggil? Kemana Bibit dan Chandra? Jika Anggodo, Srimulyani, dan Boediono tak segera dipanggil dalam sebulan ini, pimpinan KPK sebaiknya mundur saja," tegas Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti saat berorasi.

Selain Ray, hadir pula sejumlah tokoh di antaranya Usman Hamid, Adhie M Massardi, Effendi Ghazali dan Yudi Latief.

Direktur Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Usman Hamid menambahkan, pihaknya memiliki kesepamahaman moral dengan KPK dalam memberantas korupsi. Sementara Adhie M Masardi menyebut KPK bekerja lebih lamban ketimbang DPR. Padahal, masyarakat berharap banyak pada KPK sebagai lembaga yang memiliki instrumen hukum untuk mengusut pelanggaran dalam kasus tersebut.

"DPR justru lebih dinamis. KPK berminggu-minggu malah sepi action. Padahal audit BPK sudah cukup, bisa menangkap pihak-pihak yang terlibat," cetusnya.

Menurut Adhie, KPK terkesan mengulur-ulur waktu hingga menunggu pansus selesai bekerja untuk bergerak. "Kalau KPK lambat, bisa menimbulkan gelombang kemarahan masyarakat yang lebih luas. Para pelaku itu juga bisa menghilangkan barang bukti," ujarnya.

Mewakili pimpinan KPK, Chandra M Hamzah meyakinkan bahwa KPK akan menangani kasus korupsi. "Kami berjanji untuk terus, di penghujung tahun lalu KPK mengalami musibah. Mulai 2010 KPK akan berjalan cepat, ini amanah dan akan kami jalankan sebaik-baiknya," tutur Chandra. (NJ/OL-7)