Ada Babeh di Balik Robot Gedek? (2)

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengacara Babeh, Rangga B Rikuser, yang dihubungi terpisah kemarin membenarkan bahwa kliennya mengenal Robot Gedek sebagai kawan jalanan, tetapi tidak pernah menjadi saksi dalam sidang kasus pembunuhan yang dilakukan Robot Gedek.

”Selama saya mendampingi klien saya diperiksa polisi, ia tidak pernah menyebut pernah menjadi saksi dalam sidang kasus pembunuhan yang dilakukan Robot Gedek,” ucap Rangga.

Ia menegaskan, yang disebut Babeh, baik dalam sidang pengadilan kasus pembunuhan yang dilakukan Robot Gedek maupun dalam kasus sodomi di Jakarta Timur bukan kliennya. Kebetulan saja aliasnya sama. ”Babeh klien kami memang pernah disidang, tetapi bukan kasus sodomi, melainkan dalam kasus penculikan anak yang terjadi pada tahun 1998,” ujar Rangga.

Tentang adanya nama korban kliennya yang sama dengan nama korban Robot Gedek, Rangga mengakui hal tersebut. Akan tetapi, bukan berarti korbannya sama. Korban bernama Rio, misalnya. ”Rio yang menjadi korban Babeh itu dibunuh pada 14 Januari 2008. Jadi, tidak mungkin sama dengan anak yang menjadi korban Robot Gedek,” ujar Rangga.

Sampai Senin lalu, jumlah korban yang dibunuh Babeh sudah 14 anak laki-laki. Mereka adalah Adi, Rio, Arif Abdullah alias Arif ”Kecil”, Ardiansyah, Teguh, Irwan Imran, Aris, Riki, Yusuf Maulana, Feri, Doli, Adit, dan Kiki. Usia mereka antara 10 dan 12 tahun, kecuali Arif yang masih berusia tujuh tahun.

Secara terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Boy Rafli Amar mengatakan, penyidik belum memeriksa kaitan kasus Babeh dengan kasus Robot Gedek. ”Sampai sekarang, penyidik masih fokus pada kasus mutilasi yang diduga dilakukan Babeh,” ucapnya.

Tentang hal ini, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Usman Hamid angkat bicara. ”Bukan berarti Sunarto bukan Baekuni,” kata dia.

Sebab, seperti diakui sejumlah penyidik Polda Metro, Babeh sering berganti nama. ”Saat tinggal di Kuningan, Jawa Barat, ia memakai nama Agus,” ucap penyidik Ajun Komisaris Danang Kartika beberapa waktu lalu. (COK/ART/WIN)