Puluhan Wartawan Berorasi Menuntut Kebebasan Pers Tanpa Kekerasan

Wartawan Berorasi : Puluhan wartawan media cetak dan elektronik yang tergabung dalam Forum Jurnalis Medan,berorasi di persimpangan Majestik Jalan Gatsu Medan, Selasa (09/02) pagi, menuntuk Kebebasan Pers Tanpa Kekerasan. (Berita Sore / Irfran Lubis )

MEDAN (Berita): Puluhan wartawan media cetak dan elektronik yang tergabung dalam Forum Jurnalis Medan, serta LBH Medan, Kontras, PBHI, Infokom PP, Fakultas HukumUMSU, Sahabat Center, berorasi di persimpangan Majestik Jalan Gatsu Medan, dan menyusul di gedung DPRD – Sumut, Selasa [09/02].

Dalam orasinya, para wartawan mengecam aksi – aksi kekerasan dan kriminalisasi terhadap kebebasan pers yang dilakukan pihak RSUP H. Adam Malik Medan yang menyekap 5 orang jurnalis dari berbagai media dan elektronik yakni Pendi Ahmad (Metro 24), Reza (Pos Metro), Al Amin (Metro Aceh), Ahmad Zulfikar (MNC TV), dan Wahyu (SCTV), yang hendak meliput adanya dugaan malpraktek yang dilakukan dokter di rumah sakit tersebut.

Pekerjaan wartawan memang penuh resiko atas tanggung jawab tugasnya. Untuk itu ForumJurnalis Medan, sebagai salah satu wadah perkumpulan wartawan di Medan, dalam memperingati Hari Pers Nasionalyang jatuh pada hari ini, Selasa (09/02), menyampaikan pernyataan sikap menyesalkan aksi penyekapan dan tindak kekerasan oleh dokter dan satpam RSUP – HAM terhadap sejumlah wartawan media cetak dan elektronik agar diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku dan menagkapnya, meminta DPRD Sumut mendesak pihak managemen RSUP – HAM agar bertanggung jawab atas kejadian tersebut, dan meminta Gubsu H. Syamsul Arifin SE, agar mendukung kebebasan Pers di Sumut, serta meminta kepada semua pihak untuk menghormati kebebasan pers untuk kemajuan demokrasi.

“Kita tentu mengecam aksi – aksi kekerasan dan kriminalisasi terhadap kebebasan pers. Karena aksi itu akan terus terjadi jika tidak ada upaya untuk menghentikannya. Banyak catatan lembaran hitam tentang kasus kekerasan dan kriminalisasi terhadap wartawan,” tukas Arif Rifai, selaku Ketua.

Beberapa contoh, kasus yang dialami Imbang Tua Siregar, seorang wartawan di Tanjung Balai yang dilakukan pejabat Pemkab Tanjung Balai pada 2009 yang lalu, kasus pemukulan wartawan Medan Bisnis yang dilakukan oknum security rumah dinas Pemko Pematang Siantar, kasus tewasnya Elyudin Telaumbanua, Harian Berita Sore Medan yang diculik (24/08) 2005, dan yang terakhir menimpa Horden Silalahi wartawan MNC TV yang dipukul Ketua Kadin Taput, Banjir Simanjuntak pada 21 Januari 2010 lalu.(pan)