Mencari Mereka yang Masih Hilang di Markas Baret Merah

Rangkaian Kegiatan Advokasi Kasus Penghilangan Paksa Aktivis 1997 – 1998

Mencari Mereka yang Masih Hilang di Markas Baret Merah

“… apapun kondisi mereka, apakah masih hidup ataupun sudah meninggal kembalikanlah kepada kami agar mereka bisa kembali pulang bersama – sama kami. Kami kesini juga membawa bingkisan berupa sabun, handuk, rokok dan lain – lain sebagaimana layaknya menjenguk orang yang ditahan, selanjutnya barang – barang ini akan kita titipkan ke anggota kopassus untuk disampaikan kepada keluarga kita yang masih hilang hingga hari ini.”

Sepenggal kata – kata tersebut merupakan pernyataan yang disampaikan oleh Mugiyanto, ketua Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI), disela – sela demonstrasi didepan markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Cijantung Jakarta Timur. Mugi juga merupakan satu diantara 9 korban penculikan yang berhasil kembali. Selain Mugi, beberapa perwakilan keluarga korban juga turut menyampaikan orasi, diantaranya bapak Paian Siahaan, orang tua Ucok Munandar Siahaan, Ibu Tuti Kotto, orang tua Yani Afri, bapak DT. Utomo, orang tua Bimo Petrus dan beberapa keluarga korban dari tragedi Mei 1998 serta kasus Tanjung Priok. Dalam orasinya para keluarga korban meminta jajaran Kopassus yang mengetahui 13 korban yang masih belum kembali agar mengembalikan mereka kepada keluarganya dalam kondisi apapun, baik itu masih hidup atau bahkan sudah meninggal sekalipun.

Dalam orasinya, pak Utomo menyampaikan kepada sejumlah jurnalis yang hadir meliput, bahwa keluarga korban hadir dari beberapa daerah di Indonesia, seperti Surabaya, Bangka Belitung dan Solo Jawa Tengah akan terus mencari dimana keberadaan 13 anak kami yang masih hilang hingga saat ini. Selanjutnya, Usman Hamid selaku perwakilan dari Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) juga turut menyampaikan orasi. Dalam poin orasinya, Usman mengingatkan Kopassus agar menjadi tentara yang profesional dan tidak lagi mengulang kesalahan yang pernah terjadi di masa lalu. Usman menyampaikan “Presiden SBY pernah menyampaikan dalam kunjungannya di Markas Kopassus agar kesatuan ini tidak melakukan kesalahan seperti dimasa lalu, seperti menculik aktivis demokrasi dan dalam pembunuhan Munir.”

Turut hadir dan memberikan solidaritas dalam aksi diantaranya keluarga korban tragedi Mei 1998, keluarga korban kasus 1965 – 1966, keluarga korban kasus Tanjung Priok dan beberapa aktivis mahasiswa yang nampak mendampingi keluarga korban. Peserta aksi membentangkan beberapa alat kampanye diantaranya foto – foto 13 korban penghilangan paksa berukuran 10 R, kemudian beberapa baliho dan spanduk, diantaranya bertuliskan “ Cari dan kembalikan Mereka, Mereka disini disekap, disini juga kami ingin mereka dikembalikan”. Selain itu, peserta aksi membentangkan baliho berukuran 2 x 3 meter bergambar wajah – wajah korban orang hilang dan bertuliskan “PR SBY yang belum selesai adalah menyelesaiakan kasus penghilangan paksa.”

Setelah lebih dari 30 menit berorasi dan menyanyikan beberapa lagu – lagu untuk menggugah spirit perjuangan, pihak Kopassus yang sedang bertugas memberitahukan kepada perwakilan keluarga korban, bahwa jajaran petinggi Kopassus bersedia menerima perwakilan keluarga korban. Selanjutnya, perwakilan keluarga korban yang terdiri dari Mugiyanto, DT Utomo, Tuti Kotto dan didampingi oleh Viktor Da Costa dari KontraS bertemu dengan jajaran pimpinan kesatrian Kopassus yang diwakili oleh bapak Nyoman dan Bapak Kartika serta beberapa jajaran Kopasssus yang turut menemui perwakilan keluarga korban. Pertemuan berlangsung kurang lebih 30 menit, setelah selesai, Mugiyanto salah satu perwakilan yang turut masuk kedalam menjelaskan kepada rekan – rekan media yang hadir, “bahwa perwakilan Kopassus yang menerima kami menyatakan ke 13 orang yang hilang tersebut tidak ditahan disini, namun aspirasi keluarga korban ini akan disampaikan ke jajaran pimpinan semoga mendapat tindak lanjut”. Mugi menambahkan, bahwa bingkisan yang rencananya akan dititipkan ke jajaran Kopassus tidak diterima karena menurut mereka, 13 orang yang hilang tidak ada disini.

Rangkaian Kegiatan
Sebelumnya, pada hari pertama 17 Februari 2010, pk 14.00 wib, korban dan keluarga korban bersama dengan IKOHI, KontraS dan Keluarga Besar Rakyat Demokratik (KBRD) menggelar siaran pers bersama di kantor YLBHI untuk menyampaikan ke publik melalui media bahwa keluarga korban akan terus mendorong pemerintah memprioritaskan pencarian 13 orang korban yang masih hilang.

Kemudian pada hari kedua, 18 Februari 2010, Pk 09.00 wib, keluarga korban bersama KontraS, IKOHI dan KBRD mendatangi kantor Polda Metro Jaya untuk menggelar aksi dan menyerahkan bingkisan sebagai simbol bahwa keluarga korban mengunjungi ke 13 orang hilang yang diduga kuat pernah atau masih ditahan di tahanan Polda Metro Jaya. Bingkisan tersebut akhirnya diterima oleh perwakilan Polda Metro dan aksi yang berlangsung sekitar 1 jam tersebut selanjutnya diakhiri.

Pada hari ke tiga, 19 Februari 2010, Pk. 18.00 wib,  KontraS bersama IKOHI dan keluarga korban penculikan aktivis 1997 – 1998 serta KBRD melakukan launching posko di gedung YLBHI yang diberi label “informasi dan solidaritas bagi penuntasan kasus penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1997 – 1998.” Posko ini nantinya akan dijadikan sebagai sarana dan media pusat pengumpulan informasi bagi pencarian ke 13 orang korban yang masih hilang hingga saat ini.