Obama Diharap Desak Yudhoyono Tuntaskan Kasus Munir

TEMPO Interaktif, Jakarta – Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) yakin Kedatangan Presiden Barack Husein Obama ke Indonesia membawa angin segar bagi kejelasan kasus kematian aktivis hak asasi manusia Munir Said Thalib.

Setidaknya, menurut Usman Hamid, Koordinator Kontras Jakarta, Obama diharap bisa mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk segera menuntaskan kasus ini. "Kami berharap Obama bisa mengangkat kasus ini dalam pembicaraan dengan Presiden," katanya saat dihubungi Tempo, Ahad (21/2) pagi ini.

Menurut dia, Obama punya perhatian khusus terhadap Indonesia, apalagi masalah pelanggaran HAM. Sebab, kata Usman, Obama pernah berbicara panjang lebar soal pelanggaran HAM di Indonesia saat negara ini masih di bawah kekuasaan Soeharto kepada ibunya.

Namun, Usman menampik jika pihaknya menginginkan Obama untuk membawa kasus ini ke Mahkamah Internasional, "Semua kasus pelanggaran HAM bisa selesai, jika pemerintahnya sendiri mau," kata Usman.

Menurut dia, kasus ini kembali pada keinginan negara sendiri untuk menyelesaikannya, bukan pihak luar negeri. "Luar negeri hanya bisa memberikan dukungan dan solidaritasnya saja," katanya.

Mengenai kemungkinan bertemu dengan Obama, Kontras cukup berharap banyak. Pihaknya, kata Usman, sempat menjadwalkan pertemuan dengan Obama pada November lalu, tapi gagal.

Saat kabar Obama akan datang pada Juni pun, Kontras juga cukup berminat. Namun, kedatangan Obama ternyata maju, yakni Maret. Kontras pun tak patah arang untuk mencoba bertemu Presiden Amerika ini.

Jika bisa bertemu Obama, kata Usman, bukan hanya ingin menyampaikan berkas lengkap kasus Munir dan pelanggaran HAM lainnya di masa lalu, atau mempertemukan korban pelanggaran HAM dengan Obama, tapi Kontras juga ingin mengingatkan Amerika lewat Obama soal bantuan Militer.

Kontras berharap Amerika memberikan syarat khusus pada bantuan dana untuk militer Indonesia, yakni perubahan paradigma militer tentang HAM. "Meski Amerika sempat disorot masalah Irak, tapi kami yakin di bawah Obama, Amerika mampu membawa proses perdamaian," katanya.

Sebelumnya Human Rights Working Groups meminta Presiden Amerika Serikat Barack Obama memberikan perhatian terhadap kasus pembunuhan pejuang hak asasi manusia Munir. Kelompok pegiat hak asasi itu meminta Obama menjadikan pembahasan kasus Munir sebagai salah satu agenda kunjungannya ke Indonesia, Maret nanti.

Menanggapi soal permintaan Human Rights Working Groups (HRWG) kepada Obama itu, juru bicara kepresidenan Julian Aldrin Pasha kemarin mengatakan akan memastikan apakah kasus Munir menjadi salah satu agenda kunjungan Obama ke Indonesia atau tidak. Kebetulan pada 24 Februari nanti ada pertemuan pendahuluan untuk membahas rencana pertemuan kedua kepala negara.

FEBRIANA FIRDAUS