Edi menerangkan, aksi didukung oleh sejumlah organisasi seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan sejumlah anak jalanan.
Aksi keprihatinan akan dimulai sekita pukul 19.00 WIB. Acara akan diisi dengan tahlilan dan malam refleksi atas arogansi petugas kepolisian pamong praja yang selama ini terkenal tidak ramah dengan warga miskin.
Menurut Edi, musibah ini hendaknya lekas ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian tanpa harus menunggu laporan masyarakat. “Ini bukan delik aduan. Semua yang terlibat dalam musibah itu harus segera mundur,” ujarnya.
Tidak hanya itu. Edi juga mendesak adanya pencabutan Peraturan Daerah tentang Ketertiban Umum dan menghapuskan peran Satpol PP dalam struktur pemerintahan DKI Jakarta. “Pendekatan yang mereka gunakan tidak manusiawi,” ujarnya.
Ari Susanto, 17 tahun, terpaksa terjun ke saluran Kanal Banjir Timur ketika puluhan petugas satpol PP merazia anak jalanan. Namun nahas, ia tidak mampu menaklukkan aliran air. Warga Rt 11/12, Duren Sawit, Jakarta Timur itu tewas dan baru ditemukan selang beberapa hari kemudian.
RIKY FERDIANTO