Muzadi: Waspadai Provokasi

JAKARTA, TRIBUN – Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi mengingatkan pemerintah mewaspadai adanya provokasi yang bisa saja terjadi paskabentrokan berdarah antara Satpol PP dengan warga yang menolak eksekusi areal makam Mbah Priok, Rabu (14/4). Kondisi masyarakat saat ini ibarat  rumput kering yang mudah terbakar sehingga gampang terprovokasi.

Rumput kering itu kalau kena korek api bisa langsung terbakar. Kondisi masyarakat gampang marah itulah kerusuhan Priok terjadi, kata Hasyim Muzadi usai berziarah di makam wali Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad Husain Ass Syafi’i Sunnira, atau dikenal dengan sebutan Mbah Priuk, di Koja, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (15/4).

Dia juga mengingatkan para penegak hukum untuk menegakkan hukum tidak hanya didasari  hal-hal yang prosedural dan tekstual saja.Akan tetapi, sebut dia, tegakkan hukum yang berkeadilan.  Hukum prosedural dan tekstual itu, biasanya  ada di bawah kendali uang dan kapital, ujarnya.

Sebenarnya, kata Muzadi, ada dua masalah yang harus diselesaikan terkait makam Mbah Priok. Masalah situs sejarah dan masalah sengketa tanah. Khusus situs, dia berharap makam Mbah Priok dijaga sebagai bagian dari sejarah. Sementara masalah sengketa lahan diselesaikan sesuai dengan hukum dunia.

Harus dengan hukum substansial bukan hanya pasal-pasal. Harus perhatikan rasa keadilan dan ketenteraman masyarakat. Ketenangan yang ingin kita lakukan harus dicari dengan jalan thariqoh, doa, dan agama, harapnya.

Koordinator Kontras, Usman Hamid meminta penegak hukum dengan adil menindak semua pihak yang bersalah sesuai aturan hukum yang baik. Apakah, Satpol PP  dianggap bersalah atau tidak,  haruslah ditelusuri secara fair.

Semuanya atas kejadian yang harus kita sesalkan itu haruslah ditelusuri secara mendalam agar jelas letak kesalahan yang paling fatal. Semua pihak untuk tetap fokus mencari format penyelesaian yang adil, seadil-adilnya, tidak saling menyalahkan satu sama lain, kata Usman. (Persda Network/yat)