Muhammadiyah, Hati-hati!

MUHAMMADIYAH harus selektif dalam memilih dan menentukan pimpinan dalam muktamar ke-46 di Yogyakarta sekaligus peringatan satu abad salah satu organisasi Islam besar di Indonesia itu. Jangan sampai muktamar menghasilkan pimpinan yang bercitra tidak baik di masyarakat.

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti terkait masuknya nama mantan Deputi V Badan Intelijen Negara Muchdl Purwopranjono ke bursa calon anggota tetap Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2010-2015.

"Saya melihat ada ormas besar yang masih belum peka dalam memilih pemimpinnya. Bahkan cenderung mau didekati kelompok pemimpin militer dengan mengatasnamakan Islam. Ini yang menyedihkan. Jika Muchdi, yang rekam Jejaknya tidak bersin semasa dia berkuasa, diterima maka saya tidak bisa membayangkan Muhammadiyah ke depan. Pasti akan bisa dijinakkan dan dijadikan kendaraan untuk membersihkan nama Muhdi sebagai persiapan menuju (Pemilu) 2014," ujar Poengky di Jakarta, Minggu (4/7). seperti dilansir Kompas.com.

Muchdl masuk dalam 39 nama calon anggota tetap PP Muhammadiyah periode 2010-2015 dengan memperoleh 80 suara dalam sidang tanwir Muhammadiyah di Yogyakarta, Jumat (2/7).Muchdl menempati urutan ke-34 dari 39 calon anggota tetap PP Muhammadiyah berdasarkan hasil pemungutan suara dalam sidang tanwir. Ke-39 nama yang akan dibawa ke muktamar Itu merupakan pengerucutan dari 124 calon anggota sementara PP Muhammadiyah.

Sementara Itu, Koordinator Divisi Politik, Hukum, dan Hak Asasi Manusia Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Erwin Partogl mengatakan, langkah politisi Partai Gerindra tersebut ke Muhammadiyah merupakan hak organisasi yang bersangkutan. Hal ini Juga sepenuhnya hak kader Muhammadiyah untuk menentukan pilihan."Namun, kami mengingatkan kawan-kawan Muhammadiyah untuk mempertimbangkan track record Muchdl," katanya.Tahun 2008 Muchdl sempat didakwa menganjurkan ataupun turut serta pembunuhan berencana terhadap Munir, aktivis hak asasi manusia yang pernah memimpin Kontras dan Imparsial.

Namun. Muchdi divonis bebas oleh mejelis hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.Muchdi mengaku Ingin memimpin Muhammadiyah lantaran dia memiliki kedekatan dengan organisasi tersebut. Dikatakannya, sejak kecil dia dlasuh dalam keluarga dan lembaga pendidikan Muhammadiyah sehingga sangat memahami organisasi Islam tersebut. Muhammadiyah telah menda-rah daging dalam dirinya."Saya lahir dari keluarga Muhammadiyah, kecil di Muhammadiyah, dan tumbuh juga di Muhammadiyah. Jadi, saya paham mengenai ideologi Muhammadiyah bahwa gerakan Islam Itu memang tidak berpolitik." katanya. (Jon)