Belajar HAM? Ada Sekolahnya…

JAKARTA, KOMPAS.com – Para mahasiswa Indonesia kini berkesempatan belajar dan berdiskusi soal hak asasi manusia. Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Kanada untuk Indonesia membuka Sekolah Hak Asasi Manusia untuk Mahasiswa (SeHAMA).

Pembukaan SeHAMA dihadiri langsung oleh Duta Besar Kanada Mackenzie Clugston di Kantor Kontras, Senin (12/7/2010). "Saya sangat senang bahwa Kanada bisa bekerja sama dengan Kontras dalam inisiatif ini sebagai komitmen untuk melindungi dan mensosialisasikan hak asasi manusia dalam segala aspek di Indonesia," kata Mackenzie.

SeHAMA akan berlangsung dalam tiga minggu untuk 30 mahasiswa dari universitas di seluruh Indonesia. Mereka dipilih untuk mengikuti kegiatan berupa kuliah, diskusi, investigasi lapangan dan analisis, serta kunjungan dan dialog dengan korban pelanggaran HAM.

Mereka berkesempatan pula untuk berinteraksi sangat dekat dengan para korban dan keluarga korban untuk mengetahui persis persoalan yang dihadapi korban pelanggaran HAM dan keluarganya.

Kontras berharap para mahasiswa ini nantinya memiliki keahlian dasar untuk memantau isu-isu HAM di Indonesia dan mengaplikasikannya di wilayah mereka masing-masing.

Dalam acara peluncuran SeHAMA, hadir pula pengamat sosial Frans Magniz Suseno, Sekjen Lemhanas Letjen Bambang Darmono, dan para aktivis Kontras.