Merasa Terancam Aktivis Datangi Mabes Polri

JAKARTA –  Sebanyak 10 aktivis dari sejumlah elemen, di antaranya ICW, Kontras dan Imparsial, mendatangi Mabes Polri pada Senin siang untuk bertemu Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri.

Kedatangan mereka buntut dari penganiayaan aktivis ICW Tama S Langkun, dan  meminta kepastian hukum atas pengungkap kasus korupsi dan kekerasan.

Direktur Program Imparsial, Al Araf yang turut dalam rombongan mengatakan, kepastian hukum tersebut sangat diperlukan kepada aktivis maupun semua pihak saat mengungkap kasus korupsi dan kekerasan.

“Bukan hanya aktivis, jurnalis dan semua pihak, saya rasa juga ikut terancam dalam upaya membongkar kasus korupsi dan kasus kekerasan lainnya,” kata Al Araf di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Senin (12/7/2010).

Oleh karenanya, lanjut Al Araf, polisi harus segera mengungkap pelaku penganiayaan yang dilakukan orang tidak dikenal terhadap Tama.

“Kami dari ICW, Imparsial dan Kontras, mau mempertanyakan dan meminta agar kasus penyelesaian kekerasan terhadap Tama bisa cepat diselesaikan secara cepat,” tegasnya.

Dia menjelaskan, alasan mendatangi Kapolri untuk memastikan polisi menjalankan tugasnya dalam mengungkap kasus ini. “Polisi kan penegak hukum jadi pantas untuk menyelidiki,” tuturnya.

Pada Kamis 8 Juli lalu, Tama dianiaya sejumlah orang tidak dikenal di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan. ICW menuding, penganiayaan ini terjadi lantaran kasus pengungkapan rekening gendut Polri yang tengah ditanganinya.(kem)