AKBP S Datang, ICW cs Duga Polisi Telah Tahu Tama akan Jadi Target

Jakarta – ICW, Kontras dan LBH Jakarta mendapati temuan bahwa aktivis ICW Tama S Langkun merupakan target tindak kekerasan sejak awal pemberitaan rekening gendut perwira polisi. Bahkan Kepolisian diduga telah mengetahui akan adanya tindak kekerasan yang akan dialami Tama.

"Kami berasumsi polisi dalam kelompok kecil tahu akan akibat ini dan tahu Tama merupakan individu yang potensial mengalami ancaman dan kekerasan," ujar Wakil Koordintor Kontras Haris Azhar dalam jumpa pers di kantor Kontras, Jl Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/7/2010).

Menurut Haris, investigasi ini dilakukan sesaat setelah terjadinya pengeroyokan Tama dan menanyai sejumlah saksi.

Haris mengungkapkan, indikasi polisi tahu akan apa yang dialami Tama itu tercium dari tamu yang diterima Tama sehari sebelum kejadian. Tamu Tama itu seorang polisi berpangkat AKBP berinisial S dan menemui Tama di kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan.

"Pada 7 Juli 2010, sekitar pukul 21.00 WIB, S bercerita bahwa laporan ICW tentang rekening gendut menggelisahkan polisi di level bawah," ungkap Haris.

Haris menceritakan, AKBP S mengaku pertemuan itu untuk menjalin hubungan dengan ICW. Bahkan pada akhir pertemuan dia menawarkan bantuan keamanan untuk Tama.

Hingga keesokan harinya pada 8 Juli dinihari, terjadilah pengeroyokan pada Tama.

Ketua LBH Jakarta Nurkholis meminta pemerintah membentuk tim khusus investigasi kekerasan terhadap pekerja antikorupsi.

"Atas temuan di atas, kami merekomendasikan supaya pemerintah membentuk tim khusus investigasi kekerasan terhadap pekerja antikorupsi," kata Nurkholis. (nik/nrl)