Kerjasama AS-Kopassus Dianggap Sinyal Buruk

Amerika memulihkan kerjasama militer dengan Kopassus, demikian hasil kunjungan Menhan AS, Robert Gates di Jakarta, Kamis. Ini dipandang sebagai sinyal buruk bagi HAM.

Kerjasama Amerika Serikat dan Kopassus sempat beku 12 tahun karena berbagai pelanggaran berat hak-hak asasi manusia oleh pasukan elit Indonesia di Timor Leste, Papua, Aceh dan penghilangan para aktivis HAM. Selama ini Amerika selalu menolak bekerjasama militer dengan negara yang melanggar HAM.

Kerjasama Baik
Setelah lebih satu dasawarsa, Kopassus dinilai mampu mereformasi diri. Anggapan itu disanggah Usman Hamid koordinator (Kontras) Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan. Walaupun secara umum Usman menyambut baik kerjasama Indonesia-Amerika, tetapi ia masih meragukan reformasi Kopassus menyangkut penyelesaian masalah pelanggaran HAM.

Reformasi Normatif
Menurut Usman, reformasi diri di Kopassus hanya sebatas normatif seperti menyediakan pelatihan-pelatihan yang lebih baik dan merubah kurikulum. Itu belum mencukupi selama orang yang melakukan pelanggaran HAM tidak disentuh hukum.

Usman melihat Kopassus berusaha keras membuka diri dengan mencoba memenuhi dan mendengarkan saran dari kementrian pertahanan Amerika Serikat. Ia mencontohkan pencabutan orang-orang yang terlibat kasus HAM dari jabatan komando. Tetapi aktivis Kontras mempertanyakan setting semacam itu mencukupi untuk mengobati pelanggaran HAM yang menyangkut Kopassus dan doktrin di dalamnya.  

Tangungjawab
Pertanggungjawaban sebenarnya terletak pada lembaga yang belum mengalami banyak perubahan. Pembunuhan masih tetap terjadi, termasuk pembunuhan Munir, 6 tahun pasca reformasi. Pertanggungjawaban negara masih belum memenuhi syarat minimun yang diharapkan dari masyarakat.  

Sinyal Negatif
Pemulihan kembali kerjasama dengan Kopassus, menurutnya memberi arti dan sinyal yang negatif.  "Washington DC memberikan sinyal negatif seandainya pemulihan hubungan dengan Kopassus tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap penyelesaian problem-problem impunitas di Indonesia." 

Ikuti penjelasan Usman Hamid lebih jauh:

 

http://www.rnw.nl/bahasa-indonesia/article/kerjasama-kopassus-dianggap-sinyal-buruk