Herman Tewas, Keluarga Laporkan Oknum Polisi

Herman diduga tewas setelah kepalanya ditembus peluru senjata Sofyan.

VIVAnews – Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Stikip) Garut, Jawa Barat, Herman tewas tertembak oleh anggota Polsek Pakenjeng, Garut, Briptu Sopan Sofyan.

Herman tewas setelah kepalanya ditembus peluru dari senjata yangditodongkan Sofyan pada Senin, 19 Juli lalu.

Hari ini, keluarga Herman didampingi oleh Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) melaporkan peristiwa itu ke Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Mabes Polri. Mereka meminta Polri mengusut kasus itu dengan transparan.

"Kami mengkhawatirkan atas kejadian ini, karena korban dinyatakan bunuh diri dan memain-mainkan pistol," kata aktivis Kontras, Edwin Partogi yang mendampingi keluarga Herman saat melaporkan kejadian penembakan itu di Mabes Polri, Jakarta, Selasa 27 Juli 2010.

Laporan itu diterima oleh Divpropam Mabes Polri dengan nomor LP/171/VII/2010/YANDUAN. Sebagai pelapor Khusnul Khotimah, kakak Herman. Sementara itu sebagai terlapor adalah Briptu Sopan Sofyan, anggota polisi yang menembak Herman.

Sementara itu, saksi kejadian itu yang turut melapor, Syaiful Anwar mengatakan Herman tidak mati bunuh diri. Tapi, Herman mati karena terkena peluru yang muntah dari pistol yang ditodongkan oleh Sofyan yang berada dalam keadaan mabuk. "Tercium bau alkohol dari dia," kata Syaiful.

Dia menceritakan awalnya Syaiful dan Herman bergurau di tempat kos Herman. "Saya lihat dia lagi bercanda dan ketawa-ketawa. Sopan Sofyan langsung mengeluarkan senjata dari pinggang kanannya, langsung ditodong-todongin ke korbannya," kata dia.

Kemudian, Herman, Sofyan, dan Syaiful pergi ke tempat kost Lia, teman mereka. Setiba di kamar Lia, keduanya kembali bercanda bersama teman lainnya bernama Aga yang juga berada dalam kamar Lia. Namun, lagi-lagi Sofyan mengeluarkan pistol dari pinggangnya.

"Dia ngeluarin lagi senjata, langsung dipukul-pukulkan ke lantai dan nodongin senjata ke Aga. Dia bilang kita tembak aja anak ini," kata dia.

Herman, kata Syaiful, langsung melarang Sofyan dan meminta agar tidak menodongkan senjata kepada Aga. "Jangan, kasihan," kata Syaiful menirukan Herman saat itu.

Lantas, Sofyan pun mengajan teman-temannya itu bermain permainan ala cowboy. Sofyan, kata Syaiful, mengeluarkan lima butir peluru dari senjatanya. Namun dia kembali memasukkan satu peluru ke pistolnya tersebut. Kemudian, "dia nodongin senjata ke korban dan ga lama terdengar suara ledakan," kata dia.

Setelah terdengar ledakan itu, kata Syaiful, Herman pun langsung roboh ke lantai. Darah bercucuran dari kepalanya. Sementara pelaku penembakan yang tak lain adalah Sofyan tampak panik.
"Pelaku langsung panik dan dia minta tolong agar Herman dibawa ke rumah sakit," kata dia.

Atas kejadian itu, pihak keluarga meminta agar polisi benar-benar objektif menyelesaikan kasus penembakan tersebut. Pihak keluarga meminta agar polisi tidak menggiring tewasnya Herman karena bunuh diri.

"Saya minta dia ditindak saja sesuai dengan perbuatannya. Jangan sampai ada isu bahwa ini bunuh diri," kata Agus, salah satu keluarga Herman yang turut melapor ke Mabes Polri.

Sebelumnya, Eksekutif Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) juga melaporkan kasus ini ke Mabes Polri. LMND menduga tewasnya Herman yang juga aktivis LMND ini terkait dengan aktivitasnya setelah menggerakkan massa untuk demonstrasi di depan kantor PT Chevron di Garut.

Saat ini, kasus tewasnya Herman itu sedang ditangani oleh kepolisian Pakenjeng, Garut Jawa Barat. Sofyan yang melakukan penembakan sudah ditahan. (sj)