Mantan Dirut Bank Mandiri Pimpin Napi

JAKARTA, TRIBUN-TIMUR.COM – Sebelumnya bila Eduard Cornelis William Neloe biasa memimpin para sarjana dari perguruan tinggi bergengsi, maupun orang-orang terbaik dibidangnya. Kini, mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu mengatur para warga binaan di Lembaga pemasyarakatan (Lapas) Cipinang.

Pagi ini, ketika Lapas tersebut menggelar pengobatan masal dalam rangka menyambut bulan ramadhan, ia didapuk sebagai salah seorang panitia. Ribuan napi ia atur sedemikian rupa agar pengobatan masal tersebut dapat berjalan dengan baik.

Pria yang telah menghuni Lapas Cipinang sejak 2007 lalu itu mengaku, bahwa hampir tidak ada bedanya antara mengatur pegawainya di Bank dulu, dengan mengatur para warga binaan. Bahkan ia merasa warga binaan lebih jujur dalam menjalankan tugasnya.

"Kalau di kantorkan kita hampir tidak tahu, siapa yang memanfaatkan siapa, tapi disini (Lapas), hampir pasti semuanya lebih jujur, tapi memang kelakuannya saja yang kurang" tutur Neloe kepada Tribunnews di sela-sela pengobatan masal tersebut.

Brewok tipis kini tumbuh diseputar wajahnya, rambutnya yang nyaris putih semua menyiratkan bahwa pria itu tidak lagi muda. Lima tahun lalu, jabatanya sebagai dirut Bank Mandiri dilepaskan kepada penggantinya, Agus Martowardojo. Selang beberapa tahun kemudian, atas tindakan korupsi, ia harus mendekam di balik jeruji besi.

Sudah hampir genap tiga tahun ia resmi menjadi warga binaan Lapas, selama itu juga bapak tiga anak itu mengaku belajar banyak dari sesama warga binaan. "Kitakan bisa belajar dari mana saja, walaupun di dalam lapas" jawabnya bijak

Lulusan Universitas Krisnadwipayana itu kini juga mengajar pramuka. Ia membawahi enam puluh orang napi, yang telah dididik disiplin dan jiwa kepeloporan. Dari enam puluh anak buahnya itu, empat puluh orang diantaranya telah mengirimkan surat kepada mantan orang nomor satu di Bank Mandiri, sebagai ucapan rasa terima kasihnya.

Hal itu dibenarkan oleh Kepala Lapas kelas 1, I Wayan Sukerta. Menurutnya Neloe telah berhasil memberikan pemahaman kepada empat puluh orang peserta kegiatan pramuka, yang sebelumnya ditangani oleh Polycarpus, terpidana pembunuh aktivis kontras, Munir.

Menunggu masa tahanannya habis, Neloe juga memanfaatkan jaringannya semasa ia hidup bebas. Sejumlah lembaga berhasil ia rangkul dalam menggelar acara sosial bagi warga binaan, dalam wakut dekat, atas jasanya itu enam orang napi akan menjalani operasi katarak, tanpa biaya sepeserpun.

"Tidak selamanya benar kalau LP diasosiasikan sama hal-hal negatif, semua manusia pada dasarnya sama, baik, kita juga enggak harus takut sama mereka" pungkasnya.