Video Itu Beredar Setelah Setahun

TEMPO Interaktif, Jakarta -Video detik-detik terakhir kematian aktivis Papua, Yawan Wayeni, kini beredar di laman YouTube setelah setahun peristiwa itu berlalu. Kisah Yawan memanaskan situasi Papua.

Akhir Februari 1999

Presiden B.J. Habibie berdialog secara tertutup dengan 100 utusan rakyat Irian Jaya di Istana Negara. Yawan Yaweni ikut hadir. Belakangan, pemerintah memberikan otonomi khusus bagi Papua.

3 Agustus 2009
Yawan ditembak oleh polisi dalam penyisiran di Desa Mantembu, Serui, Papua, sekitar pukul 04.00 WIT. Menurut istrinya, korban ditembak di betis kiri. Malamnya, keluarga korban mendapat kabar Yawan meninggal.

27 Januari 2010
Ratusan aktivis dan simpatisan Otorita Nasional Papua Barat (ONPB) berunjuk rasa di Manokwari, Papua Barat. Mereka menuntut pelaksanaan dialog dengan masyarakat internasional karena Indonesia dinilai gagal mengatasi berbagai persoalan mendasar di Papua, di antaranya pelanggaran HAM terhadap Yawan.

22 April 2010
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) serta Imparsial mendesak pemerintah mengusut penembakan dan penyiksaan terhadap Yawan.

3 Agustus 2010
Video amatir yang berisi detik-detik terakhir hidup Yawan Wayeni beredar di YouTube. Video berdurasi 7 menit 28 detik itu tampaknya diambil dengan kamera telepon genggam. Dalam video itu ditampilkan lima foto Yawan berjalan dan duduk tanpa baju dengan usus terburai.

Foto dilanjutkan dengan video yang menayangkan suasana sebuah rumah di dataran tinggi yang diberi keterangan sebagai Markas TPN/OPM. Sekelompok pria berseragam polisi duduk beristirahat.

SOAL LUKA DI PERUT

Versi Kontras

Menurut Koordinator Kontras Usman Hamid, istri Yawan menyaksikan polisi menembak betis suaminya dan mengikat tangan serta kaki Yawan di sebuah kayu. Yawan dipaksa berteriak “Papua Merdeka” oleh para pelaku, kemudian seorang pelaku menikam korban dengan sangkur di perut bagian tengah, yang mengakibatkan ususnya terburai keluar.

Versi Polri

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Inspektur Jenderal Edward Aritonang mengatakan, saat hendak ditangkap, Yawan melawan dan membalas menembak dengan senjata api rakitan yang menggunakan peluru standar organik. Yawan kemudian tertembak di bagian perut, yang mengakibatkan luka dan usus keluar.

NASKAH: SAPTO | REZA MAULANA | TJAHJONO EP | EVAN | PDAT | ANTARA