Kontras Usul Kapolri Diganti Sepaket Wakapolri dan Kabareskrim

INILAH.COM, Jakarta – Komisi untuk orang hilang dan korban tindak kekerasan (Kontras) mengusulkan pergantian Kapolri kali ini satu paket dengan pergantian Wakapolri dan Kabareskrim.

Menurut Kontras, hal itu dimungkingkan karena sebelumnya sudah pernah terjadi.

Salah satu pertimbangannya, menurut Koordinator Kontras, Usman Hamid amat disayangkan jika salah satu dari dua nama calon kuat Kapolri, Komjen Pol. Nanan Sukarna dan Irjen Pol. Imam Sujardwo yang tidak terpilih tidak dimanfaatkan untuk jabatan strategis lainnya.

"Saya memandang bahwa keduanya merupakan pasangan yang terbaik. Kalau satu terpilih jadi Kapolri, sebaiknya calon lainnya itu jadi Wakapolri," ujar Usman di Jakarta, Sabtu (18/9).

Bahkan, kata dia, jika ada satu lagi yang memiliki reputasi yang baik dan tegas seperti dua nama diatas bisa dipertimbangkan untuk menjadi Kabareskrim.

Usman menambahkan, sistem pergantian satu paket itu juga dimungkinan karena pergantian sejenis pernah terjadi sebelumnya.

"Kedua, juga menjadi pertimbangan sejarah. Dulu Kapolri Hugeng Imam Santoso juga dilantik berbarengan dengan Wakapolri Abdul Aziz oleh presiden. Jadi bukan hal yang keliru untuk pertimbangkan paket tersebut,"

terangnya.

Mekanismenya, jelasnya bisa bersamaan dengan pengajuan ke DPR khusus untuk Kapolrinya, untuk Wakapolrinya dibicarakan bersama dengan kedua calon tersebut lalu dilantik secara berbarengan.

"Mungkin itu terobosan positif untuk menjawab kekhawatiran adanya masalah per angkatan Misalnya Imam Sujarwo dianggap angkatan yang lebih muda angkatan 80. Sementara ada calon lain Nanan Sukarna yang jauh lebih pas karena angkatan 78," urainya lagi.

Kecuali, kata Usman, jika internal Polri tidak memiliki masalah untuk menerima Kapolri yang angkatannya jauh lebih muda.

"Semuaya itu saya rasa tergantung dari kedewasaan polri kalau polri sudah semakin

dewasa dan bisa menerima itu silahkan saja," pungkasnya. [aji]