Nanan dan Imam Mesra di HUT Polwan
Dua Kandidat Kapolri

JAKARTA – Dua calon Kapolri, Komjen Pol Nanan Soekarna dan Komjen Pol Imam Sudjarwo, dengan mesra berjalan beriringan saat?menghadiri acara peringatan ulang tahun polwan di Sekolah Polwan, Ciputat, kemarin (22/9). Mereka seolah tidak bersaing untuk menduduki jabatan tertinggi di Polri.
"Memang tidak boleh jalan berduaan," kata Nanan sambil tersenyum saat berbincang dengan wartawan di gedung Widya Warasari. Di sela acara, Nanan dan Imam bahkan berpose bersama dengan salam komando. 

Soal pencalonannya sebagai pengganti Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri (BHD yang akan pensiun, Nanan menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Kami loyal kepada presiden. Kami serahkan kepada presiden untuk menunjuk siapa. Tidak ada masalah buat kami berdua," papar dia. Sebelumnya, nama Nanan maupun Imam disetorkan kepada SBY oleh BHD sebagai penggantinya.

Kemesraan Imam dan Nanan tersebut setidaknya menepis ketakutan banyak pihak akan ancaman retaknya Polri menjadi dua kubu karena pencalonan Kapolri baru.
Di sela acara itu, Imam menolak berkomentar soal berbagai isu yang menyudutkannya menjelang proses seleksi calon Kapolri.

Secara terpisah, Ketua Badan Pengurus Kontras Usman Hamid menilai, jika terpilih sebagai Kapolri, Imam akan menjadikan Polri lebih represif. "Beliau besar di Brimob, yang memang diajari tindakan represif," ujar dia dalam diskusi di Bakoel Coffee, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, kemarin. 

Usman juga menyesalkan tindakan Imam yang pernah memasang poster besar bertulisan "Kami Bangga Jadi Anak Buah Jenderal" saat masih menjadi kepala korps Brimob. Tindakan Imam yang mendukung BHD tersebut dinilai bermuatan politis.

"Itu kan mengarahkan personel ke hal yang politis. Tindakan tersebut tidak benar karena sudah berpendapat atau memilih. Dalam beberapa hal, TNI dan Polri tidak punya hak seperti itu," ungkap dia. Namun, menurut dia, Imam memiliki kemampuan memimpin Polri. Idealnya, dia diduetkan dengan Nanan yang lebih senior. "Dia bisa jadi wakilnya," ucap dia. (jpnn/c11/agm)