Korban HAM Gelar “Pasar Lupa” di depan Istana

JAKARTA–MICOM: Puluhan korban dan keluarga korban HAM menggelar demo di depan Istana Negara bertajuk aksi "Pasar Lupa" untuk mengingatkan Pemerintah agar tidak lupa terhadap penyelesaian kasus-kasus HAM di Tanah Air.

"Ini sindiran satir kami dari satu tahun kinerja SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) dengan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II dan berharap Presiden tidak lupa dengan kasus-kasus pelanggaran HAM," kata Kepala Divisi Pemenuhan Hak Asasi Manusia Kontras, Yati Andriani, di depan Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (17/10).

Menurut dia, latar belakang dari aksi ini lebih karena Pemerintah SBY dianggap lupa terhadap penyelesaian kasus-kasus HAM karena sibuk dengan hiruk-pikuk politik.

"Kami sudah 12 tahun berupaya mendorong agar pemerintah menyelesaikan kasus-kasus HAM sesuai janji diawal pemerintahannya, tapi tampaknya lupa," ujar dia.

Ia mengatakan Kontras bertepatan dengan momen satu tahun pemerintahan SBY bersama dengan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II menagih janji. Sekaligus memasang tenggat agar sebelum satu tahun ke depan pemerintah sudah menindaklanjuti kasus-kasus HAM Berat.

Beberapa kasus pelanggaran HAM berat yang diharapkan diselesaikan pemerintah yakni kasus Tragedi 1965-1966, Tanjung Priok 1984, Talangsari 1989, Penculikan dan Penghilangan Paksa 1997/1998, Trisakti 1998, Semanggi I dan II tahun 1998/1999, Pembunuhan Munir 2004.

Bersama korban dan keluarga korban pelanggaran HAM, aksi "Pasar Lupa" tersebut didukung pula oleh Kontras dan Ikatan Keluarga Korban Orang Hilang (IKOHI).

Layaknya pasar rakyat, dalam aksi yang sudah dimulai pukul 8.00 WIB tersebut para keluarga korban dengan membawa foto-foto keluarganya yang hilang, poster, potongan koran berisi janji penyelesaian kasus yang digelar di masing-masing lapaknya.

Aksi "Pasar Lupa" yang akan digelar hingga pukul 12.00 WIB tersebut juga diisi dengan orasi, atraksi topeng monyet, dan teatrikal. (Ant/OL-3)